Advertisement

Skizofrenia: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Fauzan Azhari SpPD   05 November 2025

Skizofrenia dapat memengaruhi kualitas hidup jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat.

Skizofrenia: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan PencegahanSkizofrenia: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan

DAFTAR ISI


Skizofrenia adalah gangguan mental kronis yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan bertindak.

Gangguan ini termasuk dalam kategori psikotik, di mana seseorang mengalami kesulitan membedakan antara kenyataan dan imajinasi.

Skizofrenia dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penanganan skizofrenia yang komprehensif dapat membantu pasien untuk hidup lebih produktif dan berkualitas.

Skizofrenia adalah kondisi kompleks yang memerlukan pendekatan multidisiplin dalam penanganannya.

Gejala Skizofrenia yang Perlu Diketahui

Gejala skizofrenia bervariasi antara individu, tetapi secara umum dapat dikelompokkan menjadi:

  • Gejala Positif: Halusinasi (melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nyata), delusi (keyakinan yang salah dan kuat), gangguan pikiran (kesulitan mengatur pikiran), dan gerakan tubuh yang aneh.
  • Gejala Negatif: Kehilangan minat atau motivasi, kesulitan merasakan kesenangan, menarik diri dari interaksi sosial, dan kesulitan menunjukkan emosi.
  • Gejala Kognitif: Kesulitan berkonsentrasi, masalah dengan memori, dan kesulitan dalam fungsi eksekutif (perencanaan dan pengambilan keputusan).

Gejala-gejala ini dapat muncul secara bertahap atau tiba-tiba, dan intensitasnya dapat berubah seiring waktu.

Baca lebih lanjut tentang Kapan Ciri-Ciri Skizofrenia Mulai Muncul pada Seseorang? sehingga dapat segera melakukan tindakan antisipasi.

Penyebab Skizofrenia: Faktor Genetik dan Lingkungan

Penyebab pasti skizofrenia belum sepenuhnya dipahami, tetapi penelitian menunjukkan bahwa kombinasi faktor genetik, lingkungan, dan kimia otak berperan dalam perkembangan gangguan ini.

  • Faktor Genetik: Riwayat keluarga dengan skizofrenia meningkatkan risiko seseorang terkena gangguan ini. Namun, tidak semua orang dengan riwayat keluarga akan mengalami skizofrenia.
  • Faktor Lingkungan: Paparan terhadap virus atau toksin selama kehamilan, stres berat, dan penggunaan narkoba dapat meningkatkan risiko skizofrenia.
  • Kimia Otak: Ketidakseimbangan neurotransmiter seperti dopamin dan glutamat diduga berperan dalam terjadinya skizofrenia.

Memahami faktor-faktor ini dapat membantu dalam upaya pencegahan dan penanganan skizofrenia.

Bagaimana Skizofrenia Didiagnosis?

Diagnosis skizofrenia melibatkan evaluasi medis dan psikiatris yang komprehensif.

Dokter akan melakukan wawancara, pemeriksaan fisik, dan mungkin meminta tes laboratorium atau pencitraan otak untuk mencari kemungkinan penyebab lain dari gejala yang dialami.

Kriteria diagnosis skizofrenia menurut DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, edisi ke-5) meliputi:

  • Adanya dua atau lebih gejala berikut selama periode satu bulan: delusi, halusinasi, bicara tidak teratur, perilaku katatonik atau tidak teratur, dan gejala negatif.
  • Gangguan fungsi sosial atau pekerjaan yang signifikan.
  • Gejala berlangsung selama setidaknya enam bulan.

Pilihan Pengobatan untuk Skizofrenia

Pengobatan skizofrenia biasanya melibatkan kombinasi obat-obatan, terapi psikososial, dan dukungan sosial.

Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi gejala, mencegah kekambuhan, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

  • Obat-obatan: Antipsikotik adalah jenis obat utama yang digunakan untuk mengobati skizofrenia. Obat ini bekerja dengan menyeimbangkan neurotransmiter di otak.
  • Terapi Psikososial: Terapi perilaku kognitif (CBT), terapi keluarga, dan pelatihan keterampilan sosial dapat membantu pasien mengatasi gejala, meningkatkan fungsi sosial, dan mematuhi rencana pengobatan.
  • Dukungan Sosial: Dukungan dari keluarga, teman, dan kelompok dukungan dapat memberikan dukungan emosional dan praktis bagi pasien skizofrenia.

Penting untuk diingat bahwa pengobatan skizofrenia adalah proses jangka panjang yang memerlukan komitmen dan kerjasama antara pasien, keluarga, dan tim medis.

Halodoc menyediakan layanan konsultasi dengan dokter spesialis kejiwaan untuk membantu diagnosis dan penanganan skizofrenia. Konsultasi dapat dilakukan melalui aplikasi Halodoc kapan saja dan di mana saja.

Bisakah Skizofrenia Dicegah?

Karena penyebab pasti skizofrenia belum diketahui, pencegahan primer (mencegah timbulnya gangguan) mungkin sulit dilakukan.

Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko dan mencegah kekambuhan:

  • Menghindari Penggunaan Narkoba: Penggunaan narkoba, terutama pada usia remaja dan dewasa muda, dapat meningkatkan risiko skizofrenia.
  • Mengelola Stres: Stres berat dapat memicu gejala skizofrenia. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres dengan baik melalui teknik relaksasi, olahraga, dan dukungan sosial.
  • Deteksi Dini dan Intervensi Awal: Identifikasi dini gejala psikotik dan intervensi awal dapat membantu mencegah perkembangan skizofrenia yang lebih parah.

Menurut WHO, deteksi dini dan intervensi psikososial merupakan kunci dalam meningkatkan hasil jangka panjang bagi penderita skizofrenia.

Komplikasi Skizofrenia yang Mungkin Terjadi

Skizofrenia yang tidak diobati atau tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk:

  • Depresi dan gangguan kecemasan
  • Penyalahgunaan zat
  • Isolasi sosial
  • Masalah keuangan dan perumahan
  • Bunuh diri

Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan dukungan yang komprehensif untuk mencegah komplikasi ini.

Kapan Harus Mencari Pertolongan Medis?

Segera cari pertolongan medis jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami gejala-gejala berikut:

  • Halusinasi atau delusi
  • Perubahan perilaku yang signifikan
  • Kesulitan berpikir atau berbicara dengan jelas
  • Menarik diri dari interaksi sosial
  • Pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain

Jangan menunda mencari bantuan. Semakin cepat skizofrenia didiagnosis dan diobati, semakin baik prognosisnya.

Sementara untuk kondisi yang masih tergolong ringan, kamu juga bisa hubungi dokter spesialis kejiwaan atau psikiater untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.

Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk hubungi psikiater di Halodoc!

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2025. What Do You Want to Know about Schizophrenia? 
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Schizophrenia. 
WebMD. Diakses pada 2025. Schizophrenia.
National Institutes of Health – MedlinePlus. Diakses pada 2025. Schizophrenia. 
National Health Service – UK. Diakses pada 2025. Schizophrenia. 
American Psychiatric Association. Diakses pada 2025. Schizophrenia.
National Institute of Mental Health. Diakses pada 2025. Schizophrenia.
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa. Diakses pada 2025. Self-Efficacy dan Peran Keluarga Berhubungan dengan Frekuensi Kekambuhan Pasien Skizofrenia.