Advertisement

Tindakan Amputasi, Ini Alasan Kesehatan yang Menyebabkannya

7 menit
Ditinjau oleh  dr. Fauzan Azhari SpPD   20 Oktober 2025

Prosedur amputasi dilakukan ketika bagian tubuh tertentu mengalami kerusakan parah dan tidak dapat diselamatkan dengan metode pengobatan lain.

Tindakan Amputasi, Ini Alasan Kesehatan yang MenyebabkannyaTindakan Amputasi, Ini Alasan Kesehatan yang Menyebabkannya

DAFTAR ISI

  1. 5 Alasan Kesehatan yang Mengakibatkan Amputasi
  2. Bagaimana Diagnosis Amputasi Dilakukan?
  3. Persiapan Sebelum Amputasi
  4. Prosedur Amputasi
  5. Rehabilitasi Pasca Amputasi
  6. Pencegahan Amputasi

Amputasi adalah tindakan pembedahan untuk membuang sebagian atau seluruh anggota tubuh.

Prosedur ini dilakukan ketika bagian tubuh tertentu mengalami kerusakan parah atau terinfeksi dan tidak dapat diselamatkan dengan metode pengobatan lain.

Walaupun menjadi pilihan terakhir, amputasi seringkali menjadi solusi terbaik untuk menghilangkan rasa sakit, menghentikan penyebaran infeksi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Keputusan untuk melakukan amputasi melibatkan pertimbangan medis yang matang. Dokter akan mengevaluasi kondisi pasien secara menyeluruh, termasuk penyebab masalah, tingkat keparahan, dan potensi manfaat serta risiko dari tindakan amputasi.

Tujuan utama dari amputasi adalah untuk memulihkan kesehatan dan fungsi tubuh pasien sebaik mungkin.

5 Alasan Kesehatan yang Mengakibatkan Amputasi

Ada berbagai kondisi medis yang dapat menyebabkan seseorang memerlukan amputasi.

Berikut adalah lima alasan kesehatan utama yang seringkali menjadi penyebab tindakan amputasi:

1. Diabetes

Diabetes adalah penyebab utama amputasi non-trauma. Kadar gula darah tinggi yang tidak terkontrol dapat merusak saraf dan pembuluh darah, terutama di kaki.

Kondisi ini disebut neuropati diabetik dan penyakit arteri perifer (PAD).

Neuropati mengurangi kemampuan untuk merasakan sakit, sehingga luka kecil atau infeksi pada kaki mungkin tidak terdeteksi dan tidak diobati dengan cepat.

Penyakit arteri perifer (PAD) mempersempit arteri, mengurangi aliran darah ke kaki dan memperlambat penyembuhan luka.

Kombinasi neuropati dan PAD meningkatkan risiko infeksi serius dan ulkus kaki yang sulit sembuh, yang pada akhirnya dapat memerlukan amputasi.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penderita diabetes memiliki risiko 15-40 kali lebih tinggi untuk menjalani amputasi dibandingkan dengan orang tanpa diabetes.

Konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc untuk mendapatkan penanganan diabetes yang tepat dan mencegah komplikasi serius seperti amputasi. Gunakan fitur chat atau video call untuk konsultasi yang lebih nyaman.

2. Infeksi

Infeksi parah yang tidak terkontrol, seperti osteomielitis (infeksi tulang) atau sepsis (infeksi darah), dapat mengancam jiwa dan memerlukan amputasi.

Ketika infeksi menyebar dengan cepat dan tidak merespon terhadap antibiotik atau perawatan lainnya, amputasi mungkin menjadi satu-satunya cara untuk menghentikan penyebaran infeksi dan menyelamatkan nyawa pasien.

Infeksi dapat berasal dari luka terbuka, operasi, atau kondisi medis lainnya yang melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Bakteri, virus, atau jamur dapat masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi yang parah.

Dalam beberapa kasus, infeksi dapat menyebabkan jaringan mati (gangren), yang juga memerlukan amputasi.

3. Penyakit Pembuluh Darah Perifer (PVD)

Penyakit pembuluh darah perifer (PVD) adalah kondisi di mana arteri menyempit atau tersumbat, mengurangi aliran darah ke ekstremitas, terutama kaki.

PVD sering disebabkan oleh aterosklerosis, yaitu penumpukan plak di dinding arteri.

Kekurangan aliran darah dapat menyebabkan nyeri, mati rasa, luka yang sulit sembuh, dan gangren.

Jika PVD parah dan tidak dapat diobati dengan metode lain, amputasi mungkin diperlukan.

Faktor risiko PVD meliputi merokok, diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan usia lanjut.

Gejala PVD dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi, tetapi seringkali meliputi nyeri kaki saat berjalan (klaudikasio), luka yang tidak sembuh, dan perubahan warna kulit pada kaki.

Menurut WHO, deteksi dini dan penanganan PVD sangat penting untuk mencegah komplikasi serius seperti amputasi.

Perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan prosedur bedah dapat membantu meningkatkan aliran darah dan mengurangi risiko amputasi.

4. Trauma

Cedera traumatis parah akibat kecelakaan, luka bakar, atau cedera lainnya dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang tidak dapat diperbaiki.

Dalam beberapa kasus, anggota tubuh mungkin hancur atau terputus secara traumatis.

Jika upaya untuk memperbaiki atau merekonstruksi anggota tubuh tidak berhasil, amputasi mungkin menjadi pilihan terbaik untuk memulihkan kesehatan dan fungsi pasien.

Keputusan untuk melakukan amputasi setelah trauma tergantung pada berbagai faktor, termasuk tingkat keparahan cedera, kondisi pembuluh darah dan saraf, serta kesehatan umum pasien.

Dokter akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan anggota tubuh, tetapi dalam beberapa kasus, amputasi adalah satu-satunya pilihan yang realistis.

5. Tumor

Tumor ganas (kanker) pada tulang atau jaringan lunak di anggota tubuh dapat memerlukan amputasi.

Amputasi dilakukan untuk mengangkat tumor dan mencegah penyebarannya ke bagian tubuh lain.

Jenis tumor yang paling sering memerlukan amputasi adalah osteosarkoma (kanker tulang) dan sarkoma jaringan lunak.

Pengobatan tumor ganas seringkali melibatkan kombinasi pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi.

Namun, dalam beberapa kasus, amputasi mungkin diperlukan untuk mengangkat seluruh tumor dan memastikan tidak ada sel kanker yang tersisa.

Keputusan untuk melakukan amputasi akan didiskusikan secara matang oleh tim dokter yang terdiri dari ahli bedah onkologi, ahli radiologi, dan ahli onkologi medis.

Yuk, ketahui juga Berbagai Tips & Trik Menjalani Hidup Sehat berikut ini.

Bagaimana Diagnosis Amputasi Dilakukan?

Proses diagnosis untuk menentukan apakah amputasi diperlukan melibatkan serangkaian pemeriksaan dan evaluasi medis yang komprehensif.

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, memeriksa riwayat kesehatan pasien, dan melakukan berbagai tes diagnostik untuk menentukan penyebab dan tingkat keparahan kondisi yang mendasari.

Beberapa tes diagnostik yang umum dilakukan meliputi:

  • Angiografi: Tes ini menggunakan pewarna khusus dan sinar-X untuk melihat pembuluh darah dan mengidentifikasi penyempitan atau penyumbatan.
  • Elektromiografi (EMG): Tes ini mengukur aktivitas listrik otot dan saraf untuk mendeteksi kerusakan saraf.
  • Studi konduksi saraf: Tes ini mengukur kecepatan sinyal listrik yang bergerak melalui saraf untuk mendeteksi kerusakan saraf.
  • Pemindaian tulang: Tes ini menggunakan bahan radioaktif untuk mendeteksi infeksi atau tumor pada tulang.
  • Biopsi: Sampel jaringan diambil dan diperiksa di bawah mikroskop untuk mendeteksi infeksi atau kanker.

Setelah semua hasil tes tersedia, dokter akan mengevaluasi kondisi pasien secara menyeluruh dan menentukan apakah amputasi adalah pilihan terbaik.

Namun, kamu Perlu Tahu, Amputasi Bisa Sebabkan Gangguan Psikologis.

Persiapan Sebelum Amputasi

Sebelum menjalani amputasi, pasien akan menjalani serangkaian persiapan untuk memastikan prosedur berjalan lancar dan pemulihan optimal.

Persiapan ini meliputi:

  • Evaluasi medis: Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah untuk memastikan pasien dalam kondisi yang cukup sehat untuk menjalani operasi.
  • Konsultasi dengan tim rehabilitasi: Pasien akan bertemu dengan fisioterapis, ahli terapi okupasi, dan psikolog untuk membahas rencana rehabilitasi pasca-amputasi.
  • Pendidikan pasien: Pasien akan diberikan informasi tentang prosedur amputasi, risiko dan manfaatnya, serta apa yang diharapkan selama pemulihan.
  • Pengaturan rumah: Pasien mungkin perlu membuat perubahan di rumah mereka untuk memudahkan mobilitas setelah amputasi, seperti memasang pegangan tangan di kamar mandi atau menghilangkan karpet yang longgar.
  • Dukungan emosional: Amputasi dapat menjadi pengalaman yang traumatis secara emosional. Pasien mungkin perlu mencari dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan.

Prosedur Amputasi

Prosedur amputasi dilakukan di rumah sakit oleh ahli bedah ortopedi atau ahli bedah vaskular.

Prosedur ini biasanya dilakukan dengan anestesi umum, sehingga pasien tidak sadar selama operasi.

Selama operasi, dokter akan membuat sayatan pada kulit dan otot, memotong tulang, dan menutup pembuluh darah dan saraf.

Tujuan utama dari operasi adalah untuk menciptakan tunggul yang sehat yang dapat menahan prostesis (anggota tubuh buatan) di masa depan.

Setelah operasi, pasien akan dipindahkan ke ruang pemulihan untuk dipantau secara ketat. Nyeri pasca operasi akan dikelola dengan obat-obatan.

Pasien juga akan mulai fisioterapi untuk membantu mereka mendapatkan kembali kekuatan dan mobilitas.

Rehabilitasi Pasca Amputasi

Rehabilitasi adalah bagian penting dari pemulihan setelah amputasi.

Tujuan rehabilitasi adalah untuk membantu pasien mendapatkan kembali kemandirian dan kualitas hidup mereka.

Program rehabilitasi biasanya meliputi:

  • Fisioterapi: Latihan untuk memperkuat otot, meningkatkan rentang gerak, dan melatih keseimbangan dan koordinasi.
  • Terapi okupasi: Latihan untuk membantu pasien mempelajari cara melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berpakaian, mandi, dan memasak.
  • Penggunaan prostesis: Jika memungkinkan, pasien akan dipasangkan dengan prostesis untuk membantu mereka berjalan dan melakukan aktivitas lainnya.
  • Konseling: Dukungan emosional untuk membantu pasien mengatasi kehilangan anggota tubuh dan menyesuaikan diri dengan kehidupan baru mereka.

Rehabilitasi pasca amputasi membutuhkan waktu dan kesabaran.

Namun, dengan dukungan yang tepat, pasien dapat mencapai tujuan mereka dan menjalani kehidupan yang penuh dan produktif.

Pencegahan Amputasi

Meskipun tidak semua amputasi dapat dicegah, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko amputasi, terutama yang disebabkan oleh diabetes dan PVD:

  • Kontrol gula darah: Bagi penderita diabetes, penting untuk menjaga kadar gula darah tetap terkontrol dengan baik melalui diet sehat, olahraga teratur, dan obat-obatan sesuai resep dokter.
  • Perawatan kaki yang baik: Periksa kaki setiap hari untuk mencari luka, lecet, atau infeksi. Cuci kaki setiap hari dengan sabun lembut dan air hangat, dan keringkan dengan hati-hati, terutama di antara jari-jari kaki.
  • Berhenti merokok: Merokok merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko PVD.
  • Kontrol tekanan darah dan kolesterol: Tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko PVD.
  • Olahraga teratur: Olahraga membantu meningkatkan aliran darah dan menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
  • Periksakan diri ke dokter secara teratur: Dokter dapat memantau kesehatan Anda dan mendeteksi masalah sejak dini.

Jika memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang amputasi atau kondisi medis lainnya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter di Halodoc.

Halodoc menyediakan platform yang mudah digunakan untuk terhubung dengan dokter tepercaya melalui chat atau video call.

Dapatkan informasi yang akurat dan saran medis yang tepat dari ahli yang berpengalaman dengan cara klik banner di bawah ini!

Referensi:
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2025. Amputation.
National Health Service UK. Diakses pada 2025. Amputation.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Amputation.