Waspada, Ini 5 Faktor yang Bisa Memicu Urtikaria Kronis

10 menit
Ditinjau oleh  dr. Erlian Dimas SpDVE   28 April 2025

Gatal-gatal akibat biduran alias urtikaria bisa terjadi dalam jangka panjang atau kronis. Kondisi ini bisa terjadi karena banyak faktor, mulai dari berkeringat, cuaca dingin, hingga penyakit autoimun.

Waspada, Ini 5 Faktor yang Bisa Memicu Urtikaria KronisWaspada, Ini 5 Faktor yang Bisa Memicu Urtikaria Kronis

Daftar Isi:

  1. Apa Itu Urtikaria Kronis?
  2. Perbedaan Urtikaria Akut dan Kronis
  3. Faktor Pemicu Urtikaria Kronis
  4. Gejala Urtikaria Kronis
  5. Apa Saja Faktor Pemicu Urtikaria Kronis?
  6. Diagnosis Urtikaria Kronis
  7. Pengobatan Urtikaria Kronis
  8. Perawatan Mandiri di Rumah
  9. Komplikasi Urtikaria Kronis
  10. Pencegahan Urtikaria Kronis
  11. Kapan Harus ke Dokter?
  12. Kesimpulan
  13. Pertanyaan Umum Seputar Urtikaria Kronis

Biduran atau urtikaria adalah reaksi pada kulit yang muncul dengan gejala berupa ruam kemerahan dan gatal. Masalah kesehatan ini bisa terjadi pada bagian kulit mana saja, namun lebih sering muncul di punggung, paha, dan perut. 

Biasanya, biduran yang ringan bisa membaik dengan sendirinya setelah beberapa waktu atau setelah kamu mengonsumsi obat. Akan tetapi, untuk beberapa kondisi, biduran bisa terjadi lebih lama dan berulang, yang selanjutnya dikenal dengan urtikaria kronis. 

Lantas, faktor apa sajakah yang dapat memicu urtikaria kronis? Simak, penjelasannya di sini!

Apa Itu Urtikaria Kronis?

Urtikaria kronis adalah kondisi kulit yang ditandai dengan munculnya bentol atau bilur (wheals) yang terasa gatal dan bisa muncul di bagian tubuh mana saja.

Kondisi ini dianggap kronis jika berlangsung lebih dari 6 minggu. Bentol dapat bervariasi ukuran dan bentuknya, serta dapat hilang dan timbul kembali.

Menurut data dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI), urtikaria kronis mempengaruhi sekitar 1 persen populasi.

Perbedaan Urtikaria Akut dan Kronis

Perbedaan utama antara urtikaria akut dan kronis terletak pada durasi berlangsungnya gejala.

Urtikaria akut biasanya berlangsung kurang dari enam minggu dan seringkali disebabkan oleh alergi makanan atau obat-obatan.

Sementara itu, urtikaria kronis berlangsung lebih dari enam minggu, bahkan bisa berbulan-bulan atau bertahun-tahun, dan penyebabnya seringkali sulit untuk diidentifikasi.

Gejala Urtikaria Kronis

Gejala utama urtikaria kronis adalah munculnya bentol-bentol (biduran) pada kulit yang terasa gatal. Bentol ini dapat:

  • Bentol dapat berwarna merah atau sewarna dengan kulit, dan ukurannya bervariasi.
  • Bentol bisa muncul di bagian tubuh mana saja dan dapat berubah bentuk atau berpindah-pindah.
  • Bentol biasanya hilang dalam waktu 24 jam, tetapi bentol baru dapat muncul kembali.

Selain bentol, beberapa orang dengan urtikaria kronis juga dapat mengalami angioedema, yaitu pembengkakan pada lapisan kulit yang lebih dalam, terutama di sekitar mata, bibir, atau lidah. Angioedema dapat menyebabkan rasa sakit atau tidak nyaman.

Apa Saja Faktor Pemicu Urtikaria Kronis?

Biduran bisa terjadi karena banyak hal, umumnya karena bulu hewan peliharaan, serbuk sari, dan makanan tertentu. Namun, masih ada beberapa faktor lain yang turut menjadi pemicunya, antara lain: 

1. Olahraga

Bisakah mengalami alergi terhadap keringat sendiri? Meskipun para ahli menganggap gatal-gatal yang terjadi karena olahraga sebagai peningkatan panas tubuh, sebenarnya pemicu gatal-gatal saat berolahraga adalah keringat. 

Apakah itu berarti kamu harus melewatkan olahraga jika mengidap urtikaria kronis? Belum tentu. Coba diskusikan dengan dokter jika kamu merasa bahwa keringat mungkin menjadi salah satu pemicunya. 

Biasanya, dokter akan menyarankan untuk mengonsumsi obat antihistamin sebelum berolahraga untuk mencegah kekambuhan. 

Ada beberapa pilihan obat biduran yang ampuh mengatasi gata-gatal akibat kondisi ini. Cek rekomendasinya di sin:

2. Stres

Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi kalau stres selalu memainkan peran utama dalam banyak penyakit fisik dan mental, termasuk urtikaria kronis. Stres yang tidak bisa kamu kendalikan bisa memicu kekambuhan, bahkan memperburuk kondisi yang sudah terjadi. 

3. Pewarna dan pengawet buatan

Studi dalam Indian Journal of Dermatology, biduran dapat terjadi karena beberapa bahan tambahan makanan, termasuk pewarna buatan, zat penyedap, dan pengawet. Namun, tidak mudah menguji intoleransi makanan yang memicu gatal-gatal semudah menguji alergi makanan pada umumnya. 

Sebab, keduanya memiliki mekanisme yang tidak sama. Jika kamu menduga bahwa pola makan menjadi pemicu biduran, dokter mungkin menyarankan diet eliminasi untuk menguji intoleransi makanan. 

4. Suhu dingin

Paparan suhu dingin juga dapat menjadi pemicu urtikaria kronis pada beberapa orang. Selain cuaca, kondisi lain yang berkaitan dengan suhu dingin termasuk makanan dingin dan kolam renang. 

Bagi orang yang alergi terhadap dingin, berendam dalam kolam renang, dapat memicu reaksi parah yang tidak hanya melibatkan gatal-gatal tetapi juga syok anafilaksis.

5. Penyakit autoimun

Menurut American Osteopathic College of Dermatology, sekitar setengah kasus urtikaria kronis terjadi karena sistem kekebalan yang menyerang jaringan tubuh sendiri atau autoimunitas. 

Penyakit tiroid menjadi masalah autoimun yang menjadi pemicu utama pada orang dengan urtikaria kronis, lalu oleh rheumatoid arthritis dan diabetes tipe 1. Studi dalam European Journal of Dermatology juga menemukan bahwa penyakit Celiac turut memiliki kaitan dengan biduran kronis.

Selain urtikaria kronis dan akut, sebenarnya masih ada lagi jenis biduran lainnya. Kamu bisa mengetahuinya melalui artikel Ini Jenis-Jenis Biduran yang Perlu Diketahui.

Diagnosis Urtikaria Kronis

Dokter akan mendiagnosis urtikaria kronis berdasarkan pada riwayat medis pasien, pemeriksaan fisik, dan terkadang pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang dapat meliputi:

  • Tes alergi (untuk mencari alergen yang mungkin memicu urtikaria).
  • Pemeriksaan darah (untuk memeriksa kadar IgE atau antibodi lainnya).
  • Skin biopsy (untuk menyingkirkan kondisi kulit lain).

Pengobatan Urtikaria Kronis

Tujuan pengobatan urtikaria kronis adalah untuk meredakan gejala dan mengendalikan kondisi. Pengobatan dapat meliputi:

1. Obat Antihistamin

Obat antihistamin adalah lini pertama pengobatan untuk urtikaria kronis. Obat ini bekerja dengan menghambat histamin, zat kimia yang dilepaskan tubuh selama reaksi alergi dan menyebabkan gatal-gatal.

2. Kortikosteroid

Kortikosteroid adalah obat antiinflamasi yang dapat digunakan untuk meredakan gejala urtikaria yang parah. Namun, obat ini hanya digunakan dalam jangka pendek karena efek sampingnya.

3. Omalizumab

Omalizumab adalah obat suntik yang bekerja dengan menghambat IgE, antibodi yang terlibat dalam reaksi alergi. Obat ini digunakan untuk mengobati urtikaria kronis yang tidak merespon terhadap antihistamin.

Perawatan Mandiri di Rumah

Selain pengobatan medis, ada beberapa langkah perawatan mandiri yang dapat membantu meredakan gejala urtikaria kronis:

  • Hindari pemicu yang diketahui.
  • Gunakan pakaian yang longgar dan lembut.
  • Mandi air dingin atau kompres dingin pada area yang gatal.
  • Gunakan losion atau krim anti-gatal.
  • Kelola stres dengan baik.

Komplikasi Urtikaria Kronis

Urtikaria kronis jarang menyebabkan komplikasi serius. Namun, gejala yang terus-menerus dapat menyebabkan:

  • Kualitas hidup seseorang terganggu.
  • Menyebabkan gangguan tidur.
  • Memicu kecemasan atau depresi.
  • Pada kondisi yang parah dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan memerlukan penanganan medis segera.

Pencegahan Urtikaria Kronis

Ada beberapa langkah umum yang dapat membantu mengurangi risiko atau mencegah kekambuhan:

  • Mengidentifikasi pemicu gejala biduran kamu dengan cara mencatat aktivitas dan makanan yang dikonsumsi saat biduran muncul. Setelah pemicu teridentifikasi, usahakan untuk menghindarinya sebisa mungkin.
  • Menjaga kulit tetap sejuk dan menghindari kondisi yang dapat memicu biduran seperti suhu panas atau stres juga penting.
  • Gunakan pakaian longgar dan pakaian pelindung saat beraktivitas di luar ruangan untuk mengurangi paparan terhadap potensi pemicu.
  • Hindari menggaruk area yang gatal karena dapat memperparah biduran.
  • Gunakan tabir surya untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari yang juga bisa menjadi salah satu pemicu.

Jika reaksi alergi dan gejala biduran tetap muncul, lakukan penanganan cepat dengan menghindari pemicu dan menggunakan obat-obatan yang direkomendasikan dokter.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera cari pertolongan medis jika kamu mengalami gejala urtikaria kronis yang parah, seperti:

  • Kesulitan bernapas atau menelan
  • Pembengkakan pada wajah, bibir, atau lidah
  • Pusing atau pingsan
  • Nyeri perut atau muntah

Selain itu, segera konsultasikan dengan dokter jika gejala urtikaria tidak membaik setelah beberapa minggu pengobatan atau jika gejala tersebut mengganggu aktivitas sehari-hari.

Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit dan mendapatkan saran medis yang tepat.

Hubungi Dokter di Halodoc untuk Mengatasi Urtikaria

Jika kamu mengalami masalah biduran atau urtikaria, jangan ragu untuk menghubungi dokter spesialis kulit dan kelamin di Halodoc.

Mereka bisa memberikan saran perawatan yang tepat sekaligus merekomendasikan produk terbaik.

Jangan ragu, dokter di Halodoc telah berpengalaman serta mendapatkan penilaian baik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani.

Berikut dokter di Halodoc yang bisa kamu hubungi:

1. dr. Dyah Ayu Nirmalasari Sp.D.V.E

Dokter pertama yang bisa kamu hubungi adalah dr. Dyah Ayu Nirmalasari Sp.D.V.E. Ia merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada 2013 dan Universitas Hasanuddin pada 2022.

Saat ini, dokter Dyah Ayu Nirmalasari Sp.D.V.E berpraktik di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.

Ia juga tergabung sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) dengan nomor STR 7321602322144303.

Berpengalaman sebagai dokter spesialis kulit selama 10 tahun, dr. Dyah Ayu Nirmalasari Sp.D.V.E mampu memberikan layanan konsultasi di Halodoc terkait masalah urtikaria.

Chat dr. Dyah Ayu Nirmalasari Sp.D.V.E dari Rp 59.000,- di Halodoc.

2. dr. Made Martina W. M.Biomed, Sp.D.V.E

Kamu juga bisa menghubungi Made Martina W. M.Biomed, Sp.D.V.E apabila membutuhkan pengobatan terkait urtikaria.

Ia merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya pada 2011 dan Universitas Udayana pada 2017. 

Ia kini berpraktik di Denpasar, Bali dan tergabung sebagai tergabung sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) dengan nomor STR 5121 602423127230.

Berbekal pengalaman selama 12 tahun, dr. Made Martina W. M.Biomed, Sp.D.V.E memberikan layanan konsultasi di Halodoc seputar masalah urtikaria

Chat dr. Made Martina W. M.Biomed, Sp.D.V.E mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc. 

Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir.

Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.

Tunggu apa lagi? Yuk pakai Halodoc sekarang!

Selain itu, temukan juga beragam obat, suplemen, dan produk perawatan kulit lainnya di Toko Kesehatan Halodoc. Produk kesehatannya 100% asli dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.

Referensi:
Everyday Health. Diakses pada 2025. 7 Surprising Triggers of Chronic Hives.
WebMD. Diakses pada 2025. What Is Chronic Idiopathic Urticaria (Hives)?
Health Central. Diakses pada 2025. Let’s Talk About the Causes of Chronic Hives.
National Institute of Allergy and Infectious Diseases. Diakses pada 2025. Chronic Urticaria.
World Allergy Organization Journal. Diakses pada 2025. Chronic urticaria: clinical presentation, diagnosis, and management.

Pertanyaan Umum Seputar Urtikaria Kronis

1. Apakah urtikaria kronis menular?

Tidak, urtikaria kronis tidak menular. Kondisi ini disebabkan oleh reaksi dalam tubuh dan tidak dapat ditularkan ke orang lain.

2. Apakah urtikaria kronis bisa sembuh total?

Pada sebagian kasus, urtikaria kronis dapat sembuh dengan sendirinya setelah beberapa bulan atau tahun. Namun, pada kasus lain, kondisi ini dapat berlangsung lebih lama dan memerlukan pengobatan jangka panjang.

3. Apakah stres dapat menyebabkan urtikaria kronis?

Stres tidak menyebabkan urtikaria kronis secara langsung, tetapi dapat memperburuk gejala pada orang yang sudah memiliki kondisi tersebut.

4. Bagaimana cara membedakan urtikaria kronis dengan alergi kulit lainnya?

Urtikaria kronis ditandai dengan bentol-bentol yang gatal dan berlangsung lebih dari enam minggu. Alergi kulit lainnya, seperti eksim, biasanya memiliki gejala yang berbeda dan tidak selalu ditandai dengan bentol-bentol. Untuk diagnosis yang tepat, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.