
DAFTAR ISI
- Apa Itu Adenomiosis?
- Penyebab Adenomiosis
- Faktor Risiko Adenomiosis
- Gejala Adenomiosis
- Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Adenomiosis
- Diagnosis Adenomiosis
- Pengobatan Adenomiosis
- Pencegahan Adenomiosis
- Komplikasi Adenomiosis
- Kapan Harus ke Dokter?
Apa Itu Adenomiosis?
Adenomiosis adalah masalah kesehatan pada sistem reproduksi wanita. Kondisi ini menyebabkan rahim menebal dan membesar.
Jaringan endometrium melapisi bagian dalam dinding rahim (endometrium). Sementara itu, adenomiosis terjadi ketika jaringan tersebut tumbuh ke dalam miometrium, dinding otot luar rahim.
Jaringan ekstra pada miometrium dapat menyebabkan rahim membesar menjadi dua kali lipat atau tiga kali lipat, serta menyebabkan pendarahan rahim yang tidak normal dan menstruasi yang terasa menyakitkan.
Penyebab Adenomiosis
Penyebab adenomiosis belum ada yang mengetahuinya secara pasti. Namun, para ahli menduga hal ini berkaitan dengan:
1. Pertumbuhan jaringan invasif
Beberapa ahli percaya bahwa sel-sel endometrium dari lapisan rahim menyerang otot yang membentuk dinding rahim.
Sayatan rahim yang dokter buat selama operasi, seperti operasi caesar, dapat mendorong invasi langsung ke sel-sel endometrium ke dinding rahim.
2. Berkembang sejak dalam kandungan
Ahli juga menduga bahwa jaringan endometrium tersimpan di otot rahim saat rahim pertama kali terbentuk sejak masih janin di dalam kandungan.
3. Radang rahim yang berhubungan dengan persalinan
Peradangan pada lapisan rahim selama periode postpartum dapat menyebabkan pecahnya batas normal sel-sel yang melapisi rahim.
4. Stem cell origins
Sebuah teori baru-baru ini menduga bahwa stem cell sumsum tulang kemungkinan menyerang otot rahim, sehingga menyebabkan adenomiosis.
Namun perlu kamu pahami, terlepas dari bagaimana adenomiosis berkembang, pertumbuhannya tergantung pada sirkulasi estrogen tubuh.
Faktor Risiko Adenomiosis
Faktor risiko adenomisosi meliputi:
- Pernah melakukan operasi rahim sebelumnya. Seperti operasi caesar, pengangkatan fibroid, atau dilatasi dan kuretase.
- Persalinan.
- Berusia paruh baya.
- Memiliki riwayat operasi untuk mengangkat fibroid rahim.
- Riwayat depresi atau penggunaan antidepresan.
Sebagian besar kasus adenomiosis yang berhubungan dengan estrogen dan muncul pada wanita berusia 40-50 tahunan.
Adenomiosis pada wanita ini dapat berhubungan dengan paparan estrogen yang lebih lama dibandingkan dengan wanita yang berusia lebih muda.
Namun, penelitian saat ini menunjukkan bahwa kondisi tersebut mungkin juga umum terjadi pada wanita yang berusia lebih muda.
Gejala Adenomiosis
Terkadang adenomiosis tidak menimbulkan tanda atau gejala, atau hanya ketidaknyamanan ringan.
Namun, umumnya adenomiosis dapat menimbulkan gejala seperti:
- Pendarahan menstruasi yang berat atau berkepanjangan.
- Kram parah atau nyeri panggul yang tajam selama menstruasi (dismenore).
- Nyeri panggul kronis.
- Hubungan seksual terasa menyakitkan (dispareunia).
- Menstruasi tidak normal.
- Infertilitas.
- Rahim membesar yang ditandai dengan nyeri tekan atau tekanan di perut bagian bawah.
Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Adenomiosis
Jika kamu mengalami gejala-gejala seperti nyeri haid yang parah, pendarahan menstruasi yang berlebihan, atau nyeri panggul kronis, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan di Halodoc.
Diagnosis dini dan penanganan yang tepat dapat membantu mengurangi dampak adenomiosis pada kualitas hidup kamu.
Nah, berikut adalah beberapa dokter berpengalaman yang dapat kamu hubungi.
Mereka adalah dokter yang telah menerima rating yang baik dari pasien sebelumnya dalam penanganan masalah sistem reproduksi wanita.
Ini daftarnya:
- dr. Marsell Phang Sp.OG
- dr. Effendy Gunawan Sp.OG
- dr. Lucia Leonie Sp.OG
- dr. Fitria Angela Umar Sp.OG
- dr. Gracia Merryane Sp.OG
Kamu bisa menghubungi dokter spesialis dengan mudah melalui layanan kesehatan online Halodoc yang tersedia sepanjang waktu, 24/7!
Kamu pun tidak perlu cemas karena privasi kamu akan terjaga dengan aman ketika menggunakan layanan Halodoc.
Jangan khawatir jika dokter tidak tersedia atau sedang offline saat kamu berkonsultasi, kamu masih dapat membuat janji konsultasi di waktu lain melalui aplikasi Halodoc.
Ayo segera hubungi dokter melalui Halodoc sekarang juga!

Diagnosis Adenomiosis
Dokter biasanya mendiagnosa adenomiosis berdasarkan gejala dan dengan satu atau lebih dari tes ini:
1. Pemeriksaan panggul
Selama pemeriksaan panggul, dokter mungkin akan melihat apakah rahim menjadi lebih besar atau lebih menyakitkan saat dipalpasi.
2. Ultrasonografi
Ultrasonografi transvagina menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar organ panggul.
Gambar-gambar ini terkadang dapat menunjukkan penebalan otot yang meningkatkan kecurigaan pada adenomiosis.
3. Pemindaian magnetic resonance imaging (MRI)
Pemeriksaan ini dapat menunjukkan pembesaran rahim dan penebalan area tertentu dari rahim yang dapat menjadi indikasi adenomiosis.
4. Biopsi
Karena jaringan tumbuh di dalam dinding rahim, satu-satunya cara untuk biopsi jaringan adalah setelah dilakukan histerektomi, prosedur pembedahan untuk mengangkat rahim.
Pengobatan Adenomiosis
Orang dengan adenomiosis ringan mungkin tidak memerlukan perawatan medis.
Tapi jika gejala dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup, dokter mungkin akan merekomendasikan pilihan pengobatan berikut ini:
1. Penanganan rumahan
Mandi air hangat dan kompres panas dapat membantu meringankan gejala adenomiosis.
Selain itu, kamu juga bisa mencoba olahraga, meditasi, atau akupunktur. Namun penanganan ini hanya bermanfaat untuk adenomiosis dengan kadar ringan.
2. Obat anti-inflamasi
Obat anti-inflamasi seperti ibuprofen, dapat mengurangi aliran darah selama haid sekaligus meredakan kram parah.
Dokter mungkin merekomendasikan kamu untuk minum obat anti-inflamasi 2-3 hari sebelum menstruasi dan selama menstruasi.
3. Perawatan hormon
Perawatan hormonal dapat membantu mengendalikan estrogen yang mungkin memicu gejala adenomiosis. Misalnya berupa:
- Analog hormon pelepas gonadotropin (GnRH).
- Kontrasepsi oral seperti pil KB.
- Kontrasepsi progestin, seperti pil, suntikan, atau alat kontrasepsi dalam rahim (IUD).
4. Ablasi endometrium
Pengobatan ini akan befokus untuk mengangkat atau menghancurkan endometrium. Ini adalah prosedur rawat jalan dengan waktu pemulihan yang singkat.
Namun, prosedur ini mungkin tidak efektif untuk semua orang. Sebab, adenomiosis sering menyerang otot lebih dalam.
Sehingga, ablasi endometrium hanya disarankan untuk orang yang sudah menopause atau yang tidak tertarik untuk hamil.
5. Embolisasi arteri uterina
Perawatan ini bertujuan mencegah arteri tertentu memasok darah ke daera yang bermasalah.
Dengan terputusnya suplai darah, adenomyoma menyusut. Prosedur ini biasanya digunakan untuk mengobati fibroid rahim.
6. Pembedahan ultrasound terfokus dengan panduan ultrasound
Prosedur ini melibatkan gelombang intensitas tinggi yang terfokus dengan tepat untuk menciptakan panas dan menghancurkan jaringan yang ditargetkan.
Sementara itu, panas dipantau menggunakan gambar ultrasound secara real-time. Namun, perlu lebih banyak penelitian mengenai efektivitas pengobatan ini.
7. Histerektomi
Satu-satunya cara untuk menyembuhkan adenomiosis sepenuhnya yaitu dengan menjalani histerektomi. Prosedur operasi ini melibatkan pengangkatan rahim secara menyeluruh.
Histerektomi adalah intervensi bedah besar dan hanya digunakan pada kasus yang parah dan pada orang yang tidak berencana melahirkan di masa mendatang.
Pencegahan Adenomiosis
Secara medis, penyebab pasti adenomiosis belum diketahui secara sepenuhnya, sehingga tidak ada cara pasti yang dapat menjamin pencegahan 100%.
Namun, karena adenomiosis sangat dipengaruhi oleh kadar hormon estrogen, kamu dapat melakukan beberapa langkah untuk meminimalkan risiko atau mencegah gejalanya memburuk.
Berikut adalah beberapa upaya yang bisa dilakukan:
1. Menjaga keseimbangan hormon
Adenomiosis bersifat estrogen-dependent, artinya perkembangan jaringan ini dipicu oleh hormon estrogen.
- Menjaga berat badan ideal: Jaringan lemak tubuh menghasilkan estrogen tambahan. Dengan menjaga berat badan, kamu membantu tubuh mengontrol kadar estrogen agar tidak berlebihan.
- Konsumsi serat yang cukup: Serat membantu tubuh membuang kelebihan estrogen melalui sistem pencernaan.
2. Pola makan anti-inflamasi
Adenomiosis sering kali berkaitan dengan peradangan pada rahim. Mengatur pola makan dapat membantu meredam peradangan tersebut:
- Perbanyak omega-3: Konsumsi ikan (seperti salmon atau kembung), kacang-kacangan, dan biji-bijian.
- Batasi daging merah dan lemak jenuh: Beberapa studi menunjukkan konsumsi daging merah berlebih berkaitan dengan risiko masalah rahim yang lebih tinggi.
- Kurangi makanan olahan: Hindari makanan tinggi gula dan pengawet yang dapat memicu inflamasi.
3. Rutin berolahraga
Olahraga secara teratur membantu melancarkan aliran darah ke area panggul dan membantu meregulasi hormon. Selain itu, olahraga menurunkan produksi estrogen yang berlebihan di dalam tubuh.
4. Menghindari paparan endocrine disruptors
Beberapa zat kimia di lingkungan dapat mengganggu sistem hormon tubuh (mirip estrogen).
- Kurangi penggunaan plastik (BPA) untuk wadah makanan/minuman panas.
- Pilih produk perawatan tubuh yang lebih alami dan bebas paraben atau phthalates jika memungkinkan.
5. Deteksi dini dan pemeriksaan rutin
Jika kamu memiliki riwayat operasi rahim (seperti operasi caesar atau pengangkatan miom), risiko adenomiosis bisa sedikit meningkat.
- Lakukan pemeriksaan ginekologi rutin (USG transvaginal).
- Jangan abaikan gejala seperti nyeri haid yang semakin hebat (dysmenorrhea) atau pendarahan yang sangat banyak.
Catatan Penting: Adenomiosis paling sering ditemukan pada wanita usia 40-50 tahun yang sudah pernah melahirkan. Namun, tren saat ini menunjukkan kasus ini juga mulai banyak ditemukan pada wanita yang lebih muda.
Komplikasi Adenomiosis
Perdarahan yang berat atau berkepanjangan akibat adenomiosis berisiko menyebabkan anemia kronis.
Hal tersebut berpotensi menyebabkan kelelahan dan masalah kesehatan lainnya.
Meski tidak berbahaya, rasa sakit dan pendarahan berlebihan akibat adenomiosis dapat mengganggu aktivitas pengidapnya.
Mereka mungkin akan menghindari aktivitas yang biasanya dinikmati, karena kesakitan atau khawatir akan mengalami perdarahan.
Selain itu, adenomiosis mungkin juga berdampak pada masalah kesuburan dan risiko komplikasi kehamilan yang lebih tinggi.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu mengalami gejala adenomiosis seperti yang disebutkan di atas, tidak ada salahnya untuk segera tanya ke dokter di Halodoc. Yuk, pakai Halodoc sekarang juga!
Diperbarui pada 24 Desember 2025
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Adenomyosis
WebMD. Diakses pada 2025. What Is Adenomyosis?
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Adenomyosis
Healthdirect. Diakses pada 2025. Adenomyosis
Healthline. Diakses pada 2025. Understanding Adenomyosis, a Uterine Condition
FAQ
1. Apakah penderita adenomiosis bisa sembuh?
Adenomiosis bisa sembuh secara permanen melalui prosedur pengangkatan rahim atau histerektomi, karena jaringan yang bermasalah berada di dalam dinding otot rahim itu sendiri.
Namun, jika kamu belum berencana melakukan operasi, gejala adenomiosis biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah kamu memasuki masa menopause.
Pasalnya, kondisi ini sangat bergantung pada hormon estrogen yang akan menurun secara alami seiring bertambahnya usia.
2. Apa perbedaan adenomiosis dengan endometriosis?
Perbedaan utama antara keduanya terletak pada lokasi pertumbuhan jaringan, di mana pada adenomiosis jaringan lapisan rahim tumbuh menyusup ke dalam dinding otot rahim, sedangkan pada endometriosis jaringan tersebut tumbuh di luar rahim seperti pada ovarium atau saluran tuba.
Meskipun keduanya sama-sama menyebabkan nyeri hebat, adenomiosis biasanya membuat rahim kamu membesar dan menyebabkan perdarahan menstruasi yang jauh lebih deras.
3. Apakah wanita dengan adenomiosis bisa hamil?
Kamu tetap memiliki peluang untuk hamil meskipun mengidap adenomiosis, namun mungkin akan menghadapi beberapa tantangan karena peradangan pada dinding rahim bisa memengaruhi proses penempelan sel telur yang telah dibuahi.
Ada juga risiko yang sedikit lebih tinggi terkait keguguran atau persalinan prematur, sehingga sangat disarankan agar kamu berkonsultasi secara intensif dengan dokter spesialis kandungan jika sedang merencanakan kehamilan.
4. Apakah adenomiosis bisa menjadi kanker?
Adenomiosis bukanlah penyakit kanker dan tidak bersifat ganas, sehingga kamu tidak perlu khawatir kondisi ini akan berubah menjadi tumor mematikan.
Meskipun bersifat jinak, gejalanya yang mengganggu seperti nyeri panggul kronis tetap memerlukan penanganan medis yang tepat agar kualitas hidup kamu tidak terganggu dan kondisi kesehatan rahim kamu tetap terpantau dengan baik melalui pemeriksaan rutin.


