Kanker Anus

Pengertian Kanker Anus
Kanker anus adalah kanker yang berkembang pada bagian anus atau anal. Ini adalah lubang tempat keluarnya feses, yang terletak di bagian ujung dari usus besar.
Pengidap memiliki peluang tinggi untuk sembuh jika kondisinya terdeteksi sedini mungkin. Dengan begitu, pengobatan bisa dilakukan dengan cepat dan tepat.
Penyebab Kanker Anus
Penyebab kanker anus adalah bermutasinya gen yang mengubah sel normal dan sehat menjadi sel abnormal. Sel-sel yang sehat tumbuh dan berkembang biak pada jumlah tertentu, dan akhirnya akan mati pada waktu tertentu.
Namun, sel-sel abnormal tumbuh dan berkembang biak di luar kendali, dan mereka tidak mati. Akumulasi sel-sel abnormal inilah yang membentuk massa (tumor). Sel kanker menyerang jaringan di dekatnya dan dapat terpisah dari tumor awal untuk menyebar ke tempat lain di tubuh (bermetastasis).
Kanker anus terkait erat dengan infeksi menular seksual yang disebut human papillomavirus (HPV). HPV terdeteksi di sebagian besar kanker dubur, sehingga infeksi virus tersebut dianggap sebagai penyebab paling umum dari kanker dubur.
Faktor Risiko Kanker Anus
Faktor risiko terjadinya kanker anus adalah sebagai berikut:
- Berusia lanjut. Sebab, sebagian besar kanker anus terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas.
- Memiliki riwayat kanker serviks, vagina, dan vulva.
- Orang yang memiliki banyak pasangan seksual dan melakukan hubungan seks lewat anus.
- Orang dengan daya tahan tubuh yang terganggu. Contohnya pada orang dengan HIV atau orang yang mengonsumsi obat penekan sistem kekebalan (obat imunosupresif).
- Laki-laki yang berhubungan seksual dengan sesama jenis.
- Penerima transplantasi organ.
- Perokok.
Selain berbagai faktor tersebut, gaya hidup tidak sehat juga bisa meningkatkan risiko kanker anus. Simak selengkapnya di sini → Gaya Hidup Enggak Sehat Bisa Jadi Pemicu Kanker Anus
Jenis-Jenis Kanker Anus
Kanker ini dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan lokasi awal sel kanker muncul, yaitu:
- Kanker saluran anus (terjadi di atas ambang anus)
- Kanker kulit perianal (terjadi di bawah ambang anus)
Namun, berdasarkan jenis sel yang mengganas, kanker anus terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Karsinoma Sel Skuamosa. Kanker yang berawal dari sel-sel kulit yang ada di saluran anus.
- Adenokarsinoma. Kanker yang berasal dari kelenjar yang ada di sekitar anus.
- Karsinoma Sel Basal. Kanker yang berawal dari sel-sel kulit di lapisan perbatasan antara lubang anus dan kulit luar anus.
Gejala Kanker Anus
Kanker anus sering kali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Namun, gejala dapat muncul ketika sel kanker telah berkembang menjadi parah, seperti:
- Perdarahan pada anus, yang menyebabkan buang air besar berdarah.
- Rasa gatal dan nyeri pada anus.
- Munculnya benjolan pada anus.
- Keluarnya lendir atau cairan nanah dari anus.
- Pembengkakan kelenjar getah bening pada area selangkangan.
Dari luar, kondisi ini mungkin terlihat sebagai benjolan yang mengalami luka. Benjolan ini bisa terasa saat meraba bagian dalam lubang anus. Bentuk benjolan bisa seperti kutil, tapi bisa juga tidak terlihat oleh mata.
Diagnosis Kanker Anus
Diagnosis kanker anus bisa dilakukan dengan memeriksa gejala yang dialami. Tahapan yang dilakukan dokter untuk diagnosis meliputi:
1. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan memeriksa lubang anus dan dubur dengan memasukkan jari yang bersarung dan dilumasi ke dalam anus. Dokter dapat merasakan adanya benjolan atau kelainan lain dalam lubang anus.
2. Endoskopi
Untuk melihat lebih lanjut mengenai kondisi benjolan yang muncul di anus, dokter juga bisa melakukan endoskopi. Dengan menggunakan tabung yang ilengkapi kamera untuk memeriksa saluran anus dan anus.
3. USG
Dokter akan memasukkan probe (mirip dengan termometer tebal) ke dalam saluran anus dan rektum untuk mendapatkan gambar saluran anus pengidap. Kemudian dokter akan mengevaluasi gambar tersebut untuk mencari sesuatu yang tidak normal.
4. Biopsi
Dokter dapat mengambil sampel kecil dari jaringan yang terkena (biopsi) dan mengirim sampel ke laboratorium untuk dianalisis. Dengan melihat sel-sel di bawah mikroskop, dokter dapat menentukan apakah sel-sel itu bersifat kanker.
5. Pencitraan
Untuk melihat penyebaran kanker apakah telah menyebar ke kelenjar getah bening atau ke area lain di tubuh dapat dilakukan tes pencitraan, seperti:
- Komputerisasi tomografi (CT).
- Magnetic resonance imaging (MRI).
- Positron emission tomography (PET).
Stadium Kanker Anus
Kanker ini dapat dibagi menjadi empat stadium, yaitu:
- Stadium 0. Pada stadium ini, kanker hanya ditemukan di bagian mukosa anus. Fase ini disebut juga high-grade squamous intraepithelial lesion (HSIL).
- Stadium 1. Pada stadium ini, kanker berukuran ≤2 cm, dan belum menyebar ke kelenjar getah bening, jaringan atau organ lain.
- Stadium 2. Pada stadium ini, kanker anus berukuran >2 cm dan tidak ada penyebaran ke organ lain.
- Stadium 3. Pada stadium ini, kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di sekitar anus atau ke organ sekitar anus. Seperti kandung kemih, saluran kencing (uretra), dan vagina.
- Stadium 4. Pada stadium ini, kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening dan organ lain yang lebih jauh, seperti hati atau paru-paru.
Pengobatan Kanker Anus
Pengobatan kanker anus terdiri dari radioterapi, kemoterapi dan pembedahan tergantung keparahan dan pola penyebaran kanker. Dokter bisa juga mengobati dengan kombinasi metode tersebut.
Berikut ini penjelasan mengenai pengobatan untuk kanker anus:
1. Kemoterapi
Pada proses kemoterapi, obat disuntikkan ke pembuluh darah atau berupa pil yang diminum. Bahan kimia tersebut menyebar ke seluruh tubuh, membunuh sel yang tumbuh dengan cepat, seperti sel kanker.
Namun, kemoterapi juga merusak sel-sel sehat yang tumbuh dengan cepat, termasuk yang ada di saluran cerna dan di folikel rambut. Hal ini menyebabkan efek samping seperti mual, muntah, dan rambut rontok.
2. Terapi Radiasi
Terapi radiasi menggunakan sinar bertenaga tinggi, seperti sinar-X dan proton, untuk membunuh sel-sel kanker. Namun, Radiasi dapat merusak jaringan sehat di dekat tempat pancaran diarahkan.
3. Operasi
Pembedahan dapat dilakukan pada fase awal pada kanker yang sangat kecil atau pada saat kanker tidak merespons kemoterapi dan radiasi. Selain itu, dokter mungkin merekomendasikan operasi yang lebih luas yang disebut reseksi abdominoperineal.
Selama prosedur ini dokter bedah mengangkat saluran anus, rektum, dan sebagian usus besar. Dokter bedah kemudian menempelkan bagian yang tersisa dari usus besar ke lubang di perut dan kotoran akan mengumpul dalam kantong kolostomi.
4. Imunoterapi
Imunoterapi juga bisa dilakukan untuk melawan kanker dengan menggunakan sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh pengidap yang melawan penyakit mungkin tidak melawan kanker. Karena sel kanker memproduksi protein yang membuatnya tidak terdeteksi oleh sel sistem kekebalan.
Nah, imunoterapi bekerja dengan mengganggu proses tersebut. Perawatan imunoterapi umumnya disediakan untuk orang dengan kanker dubur lanjut.
5. Terapi Paliatif atau Terapi Pendukung
Terapi ini biasanya bertujuan untuk meringankan gejala kanker anus, dan juga efek samping dari pengobatan kanker. Sebagai terapi pendukung, ini akan dilakukan bersamaan dengan metode pengobatan kanker yang lain.
Selain pengobatan medis tersebut, metode pengobatan kanker anus secara alami adalah dengan penyesuaian gaya hidup, seperti:
- Menjaga berat badan sehat dan ideal.
- Rutin olahraga dan aktif secara fisik.
- Terapkan diet sehat, dengan meningkatkan konsumsi buah dan sayur.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol.
Komplikasi Kanker Anus
Meskipun jarang terjadi, kanker anus bisa menyebar ke bagian tubuh yang jauh, seperti hati dan paru-paru yang menyebabkan dampak berbahaya. Kondisi ini disebut metastasis.
Pencegahan Kanker Anus
Beberapa upaya untuk mencegah kanker anus antara lain:
- Lakukan Seks yang Lebih Aman. Mempraktikkan seks aman bisa membantu mencegah HPV dan HIV, dua virus menular seksual yang dapat meningkatkan risiko kanker dubur. Jika ingin melakukan seks anal, gunakanlah kondom.
- Dapatkan Vaksinasi HPV. Ada vaksin untuk melindungi dari infeksi HPV. Vaksin ini direkomendasikan untuk remaja, termasuk anak laki-laki dan perempuan, tetapi dapat diberikan kepada orang dewasa juga.
- Berhenti Merokok. Merokok meningkatkan risiko kanker dubur.
- Cukupi Kebutuhan Vitamin D. Kadar vitamin D yang tinggi dalam darah mungkin terkait dengan risiko kanker usus besar yang lebih rendah.
- Rutin Olahraga. Untuk pencegahan kanker usus besar, usahakan berolahraga setidaknya 30 menit pada lima hari atau lebih dalam seminggu.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera hubungi dokter ahli di Halodoc✔️ apabila merasakan gejala-gejala kanker anus yang dijelaskan tadi. Apalagi bila kamu memiliki faktor yang meningkatkan risiko kanker anus. Penanganan yang tepat dapat meminimalkan akibat sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Anal cancer.
American Cancer Society. Diakses pada 2022. What Is Anal Cancer?
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Disease & Conditions. Anal Cancer.
Healthline. Diakses pada 2022. Anal Cancer.
Very Well Health. Diakses pada 2023. Natural Approaches to Colon Cancer Prevention.
Diperbarui pada 26 Mei 2023
Topik Terkini
Artikel Terkait





