
DAFTAR ISI
- Apa Itu Kista?
- Jenis-Jenis Kista
- Gejala Kista
- Penyebab Kista
- Faktor Risiko Kista
- Diagnosis Kista
- Pengobatan Kista
- Rekomendasi Dokter di Halodoc yang Bisa Berikan Saran Soal Kista
- Komplikasi Kista
- Pencegahan Kista
- Kapan Harus ke Dokter?
- Kesimpulan
- FAQ
Apa Itu Kista?
Kista adalah sebuah kantung yang terbentuk dari jaringan membran dan berisiko cairan, udara, semisolid, hingga zat lainnya.
Kista dapat muncul pada beberapa bagian tubuh hingga dibawah kulit.
Jenis-Jenis Kista
Ada berbagai jenis kista yang dapat berkembang di tubuh, di antaranya:
- Kista Epidermoid: Kista yang terbentuk di bawah kulit dan berisi keratin.
- Kista Ovarium: Kista yang tumbuh di ovarium wanita.
- Kista Ganglion: Kista yang biasanya muncul di pergelangan tangan atau kaki.
- Kista Baker: Kista yang terbentuk di belakang lutut.
- Kista Ginjal: Kista yang tumbuh di ginjal.
Gejala Kista
Ciri-ciri kista bervariasi tergantung pada jenis, ukuran, dan lokasinya. Beberapa kista mungkin tidak menimbulkan gejala sama sekali dan baru terdeteksi saat pemeriksaan medis rutin. Namun, ada beberapa ciri-ciri kista yang perlu diwaspadai.
Gejala utamanya adalah benjolan yang tumbuh pada bagian tubuh tertentu, yang letaknya tergantung kepada jenis yang dialami.
Benjolan dapat tumbuh di wajah, leher, dada, punggung, kulit kepala, telapak tangan, dan telapak kaki.
Namun, beberapa tumbuh di bagian tubuh dalam sehingga perkembangan benjolan tidak dapat dirasakan dengan baik, seperti pada payudara hingga ovarium.
Kista memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang sangat lambat. Selain itu, ia juga tidak menyebabkan rasa nyeri pada pengidapnya, kecuali jika mengalami infeksi.
Berikut ini ciri-ciri kista mengalami infeksi:
- Keluar darah atau nanah berbau tidak sedap dari benjolan.
- Kemerahan di kulit sekitar area.
- Infeksi yang memicu nyeri.
- Kaku atau kesemutan, terutama pada bagian tubuh yang ditumbuhi kista.
- Mual dan muntah.
- Demam.
- Pusing.
Selain infeksi, kondisi ini juga dapat menyebabkan rasa tidak nyaman.
Ketika ukuran kista sangat besar, ia bisa menimpa saraf atau pembuluh darah, tumbuh pada area yang sensitif, hingga memengaruhi fungsi organ tubuh.
Penyebab Kista
Berikut ini hal-hal yang dapat memicu atau memperparah kista:
- Kondisi genetik.
- Tumor.
- Infeksi.
- Kelainan pada perkembangan embrio.
- Cacat pada sel.
- Kondisi inflamasi kronis.
- Penyumbatan pada saluran pada tubuh.
- Parasit.
- Cedera.
Nah, penting untuk kamu mengetahui mengenai jenis-jenis kista ini:
- Kista Epidermoid: Kista kecil yang terbentuk di bawah kulit, biasanya berisi keratin (protein yang ditemukan di kulit, rambut, dan kuku).
- Kista Ovarium: Kista yang terbentuk di ovarium (indung telur) wanita.
- Kista Payudara: Kista yang terbentuk di payudara wanita.
- Kista Ginjal: Kista yang terbentuk di ginjal.
- Kista Ganglion: Kista yang terbentuk di sekitar sendi atau tendon, biasanya di pergelangan tangan atau kaki.
- Kista Baker: Kista yang terbentuk di belakang lutut, biasanya akibat penumpukan cairan sendi.
- Kista Sebasea: Kista yang terbentuk akibat penyumbatan kelenjar sebasea (kelenjar minyak) di kulit.
Keempat kista tersebut tentu sangat membahayakan tubuh. Jika kamu atau orang terdekat alami kista ganglion, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan.
Nah, Ini Dokter yang Bisa Bantu Pengobatan Kista Ganglion.
Faktor Risiko Kista
Berikut ini beberapa faktor pemicu yang harus diketahui:
1. Usia
Menurut U.S National Library of Medicine (NLM), wanita yang berusia di antara usia pubertas sampai menopause menempati risiko paling tinggi untuk terkena kista di bagian ovarium.
Pasalnya pada masa ini wanita masih mengalami periode menstruasi.
Pada saat wanita mengalami menstruasi, munculnya benjolan cairan di ovarium bisa saja terbentuk.
Ini bukan menjadi masalah selama benjolan di ovarium bisa hilang dengan sendirinya, tidak membesar, dan tidak menyebabkan gejala.
Kondisi penyebab kista ovarium jarang terjadi pada wanita setelah menopause.
Namun, wanita yang sudah menopause dan mempunyai benjolan berisi cairan di ovarium mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker ovarium.
2. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
Wanita yang memiliki sindrom ovarium polikistik mempunyai risiko benjolan di ovarium yang lebih tinggi.
Sindrom ovarium polikistik terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup hormon bagi folikel dalam ovarium untuk melepaskan sel telur.
Akibatnya, terbentuklah benjolan folikel. Sindrom ovarium polikistik juga dapat mengganggu produksi hormon pada wanita, sehingga banyak masalah yang dapat terjadi karena hal ini.
Baca artikel mengenai PCOS di sini: Benarkah PCOS Tidak Dapat Disembuhkan? Ini Faktanya
3. Endometriosis
Endometriosis terjadi saat bagian dari jaringan yang melapisi rahim (endometrium) terbentuk di bagian luar rahim, seperti pada tuba falopi, ovarium, kandung kemih, usus besar, vagina, ataupun rektum.
Terkadang, kantung berisi darah (benjolan/fibroid) terbentuk pada jaringan ini. Benjolan berisi yang terbentuk karena endometriosis ini disebut dengan endometrioma.
Benjolan ini dapat menyebabkan pengidap merasa sakit saat berhubungan intim dan selama periode menstruasi.
4. Obat penyubur kandungan
Obat penyubur kandungan biasanya dipakai untuk membantu ovulasi (melepaskan sel telur) seperti gonadotropin, clomiphene citrate, ataupun letrozole.
Ini karena mereka dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh.
Penggunaan obat penyubur kandungan juga dapat meningkatkan risiko adanya benjolan di ovarium, seringnya dalam jenis kista fungsional.
Penggunaan obat ini dapat menyebabkan terbentuknya kondisi ini dalam jumlah banyak dan dalam ukuran besar pada ovarium.
Kondisi ini disebut dengan sindrom hiperstimulasi ovarium (ovarian hyperstimulation syndrome).
5. Kemoterapi dengan tamoxifen
Wanita pengidap kanker payudara yang pernah menjalankan kemoterapi dengan tamoxifen memiliki risiko adanya benjolan di ovarium yang lebih tinggi.
Tamoxifen dapat menyebabkan terbentuknya benjolan di ovarium Namun, benjolan berisi cairan ini dapat hilang setelah pengobatan selesai.
Baca lebih lanjut mengenai kita dalam artikel ini: Hal-Hal yang Perlu Diketahui Tentang Miom dan Kista.
Diagnosis Kista
Beberapa wanita mungkin penasaran dengan cara cek kista sendiri, terutama jika merasakan nyeri di perut bagian bawah atau haid tidak teratur.
Namun, penting diingat bahwa cara cek kista sendiri hanya sebatas mengenali gejala, sedangkan diagnosis pasti tetap harus dilakukan melalui USG oleh dokter kandungan.
Dokter dapat melakukan diagnosis dengan melakukan pemeriksaan fisik pada benjolan.
Namun untuk memastikannya, dokter perlu melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti:
- Uji Pencitraan. Dokter dapat menjalankan USG, CT scan, atau MRI, terutama bila benjolan tidak terlihat langsung (misalnya, kista ovarium). Uji pencitraan dilakukan untuk melihat isi benjolan, dan apakah benjolan bersifat kanker.
- Biopsi. Biopsi adalah pengambilan sampel jaringan untuk diteliti di laboratorium. Biopsi akan membantu dokter menentukan apakah kondisi ini bersifat kanker.
Pengobatan Kista
Kista dapat hilang dengan sendirinya tanpa diobati. Pengidap pun dapat mempercepat proses penyembuhan dengan penggunaan kompres hangat.
Namun jangan mencoba memecahkannya, karena dapat menyebabkan infeksi.
Bila kista tidak hilang, kunjungi dokter spesialis untuk mendapatkan penanganan medis.
Dokter dapat menghilangkan kista dengan beberapa metode berikut:
- Pengangkatan melalui operasi, bila aspirasi tidak berhasil.
- Menyuntikkan kortikosteroid, guna mengurangi radang.
- Menusuk kista dengan jarum dan melakukan penyedotan (aspirasi) cairan.
Rekomendasi Dokter di Halodoc yang Bisa Berikan Saran Soal Kista
Berikut ini adalah beberapa rekomendasi dokter di Halodoc yang bisa bantu kamu untuk mengatasi kista:
- dr. Marsell Phang Sp.OG
- dr. Effendy Gunawan Sp.OG
- dr. Lucia Leonie Sp.OG
- dr. Fitria Angela Umar Sp.OG
- dr. Gracia Merryane Sp.OG
Jika dokter sedang offline, kamu tak perlu khawatir. Sebab kamu bisa membuat janji konsultasi di Halodoc dengan mudah.
Nah, selain menyediakan layanan konsultasi pada pasien, Halodoc juga mendukung tenaga medis melalui Halodoc Academy, lembaga pelatihan resmi bagi dokter, perawat, apoteker, dan tenaga kesehatan lainnya.
Halodoc Academy telah mendapatkan akreditasi B dari Kementerian Kesehatan RI sejak Maret 2025 melalui Ditjen SDM Kesehatan dan Direktorat Mutu Tenaga Kesehatan.
Lembaga pelatihan resmi ini berfokus pada peningkatan kompetensi tenaga kesehatan di seluruh Indonesia dengan materi berbasis SKP dan terstandar nasional.
Dengan pendekatan digital, Halodoc Academy mampu menjangkau lebih banyak peserta, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil dengan akses terbatas.
Bagi kamu yang ingin daftar di Halodoc Academy, kamu dapat daftar di sini atau hubungi tim CS Halodoc Academy melalui halodoc.academy@halodoc.com atau 0852-1524-7683 jika ada pertanyaan lebih lanjut.
Komplikasi Kista
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat kista meliputi:
- Infeksi
- Perdarahan
- Ruptur (pecahnya kista)
- Nyeri kronis
- Gangguan fungsi organ
Pencegahan Kista
Tidak semua jenis kista dapat dicegah, tetapi ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terbentuknya kista:
- Menjaga kebersihan diri untuk mencegah infeksi.
- Menghindari paparan zat-zat berbahaya yang dapat merusak sel.
- Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk deteksi dini.
- Menerapkan pola hidup sehat untuk menjaga sistem kekebalan tubuh.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala-gejala berikut:
- Nyeri hebat
- Benjolan yang tumbuh dengan cepat
- Demam
- Kemerahan atau peradangan di sekitar kista
- Gangguan fungsi organ
Kamu bisa berdiskusi dengan dokter melalui fitur chat dengan dokter di Halodoc kapan dan di mana saja.

Kesimpulan
Kista adalah kondisi umum yang dapat terjadi di berbagai bagian tubuh. Penting untuk mengenali ciri-ciri kista dan memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala yang mengkhawatirkan. Dengan diagnosis dan penanganan yang tepat, sebagian besar kista dapat diobati dengan efektif.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter di Halodoc untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan penanganan yang sesuai.
Tidak perlu bingung cari obat, kamu bisa dapatkan di apotek 24 jam terdekat dari rumah, karena ada Apotek Online Halodoc.
Obat dan produk kesehatan di Toko Kesehatan Halodoc dijamin 100% asli dan tepercaya. Produk dikirim dari apotek terdekat dari rumahmu, diantar dalam waktu 1 jam. Segera download Halodoc untuk pengalaman belanja obat online dengan praktis!
Diperbarui pada 4 Desember 2025
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2025. What’s Causing This Cyst?
Medical News Today. Diakses pada 2025. What to Know About Cysts.
Very Well Health. Diakses pada 2025. What Is a Cyst?
FAQ
1. Apakah kista selalu berbahaya?
Tidak, sebagian besar kista tidak berbahaya dan tidak memerlukan pengobatan.
Namun, beberapa jenis kista dapat menyebabkan masalah kesehatan dan memerlukan penanganan medis.
2. Apakah kista bisa hilang dengan sendirinya?
Ya, beberapa kista dapat hilang dengan sendirinya, terutama jika kista kecil dan tidak menimbulkan gejala.
3. Bagaimana cara membedakan kista dengan tumor?
Kista adalah kantung berisi cairan atau zat lainnya, sedangkan tumor adalah pertumbuhan abnormal sel.
Untuk membedakannya secara pasti, diperlukan pemeriksaan medis oleh dokter.
4. Apakah kista bisa dicegah?
Tidak semua jenis kista dapat dicegah, tetapi ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terbentuknya kista, seperti menjaga kebersihan diri dan pola makan sehat.
5. Bagaimana cara mengetahui apakah kista saya berbahaya?
Dokter akan melakukan pemeriksaan dan tes untuk menentukan apakah kista kamu berbahaya.


