Ketahui Penyakit yang Bisa Menyebabkan Hematuria

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   30 Oktober 2018
Ketahui Penyakit yang Bisa Menyebabkan HematuriaKetahui Penyakit yang Bisa Menyebabkan Hematuria

Halodoc, Jakarta – Hematuria adalah istilah medis untuk buang air kecil berdarah. Kondisi ini disebabkan oleh bercampurnya sel darah merah dengan urine yang berasal dari ginjal atau bagian saluran kemih manapun. Meski banyak yang khawatir saat melihat urine bercampur darah, sebagian besar kasus ini tidak membahayakan nyawa.

Hematuria terbagi menjadi dua jenis, yaitu hematuria gross dan hematuria mikroskopik. Perbedaannya hanya terletak pada campuran darah dalam urine. Pada hematuria gross, seseorang bisa melihat darah dalam urine secara jelas karena urine berwarna merah muda, merah, merah keunguan, dan merah kecokelatan. Sedangkan, pengidap hematuria mikroskopik cenderung sulit melihat darah dalam urine karena jumlahnya sedikit. Pengidap hematuria mikroskopik membutuhkan alat bantu mikroskop untuk bisa melihat darah dalam urine.

Penyebab dan Gejala Hematuria

Penyebab hematuria adalah adanya kerusakan dalam struktur saluran kemih, sehingga menyebabkan bercampurnya darah dengan urine. Kerusakan ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya infeksi saluran kemih, infeksi ginjal, batu ginjal, pembesaran prostat, penyakit ginjal, kanker, gangguan bawaan, cedera ginjal, konsumsi obat-obatan, dan akibat olahraga berat.

Gejala utama hematuria adalah urine berwarna merah mudah, merah, atau merah kecokelatan. Perubahan warna pada urine ini disebabkan oleh adanya sel-sel darah merah yang masih utuh atau sudah rusak yang bercampur dengan urine. Penyebab perubahan warna urine lainnya adalah akibat zat pewarna dalam makanan atau minuman yang dikonsumsi. Pada kasus ini, konsumsi air putih yang banyak bisa menghilangkan zat pewarna dalam urine, sehingga warna urine bisa kembali normal dengan sendirinya.

Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang Hematuria

Diagnosis hematuria dilakukan dengan menanyakan riwayat kesehatan, tes urine, serta tes darah untuk memeriksa fungsi ginjal. Pemeriksaan penunjang seperti CT scan, ultrasound ginjal, dan pyelografi dilakukan untuk melihat apakah terdapat batu ginjal atau kelainan lain pada sistem saluran kemih.

Jika penyebab hematuria belum juga diketahui, dokter melakukan pengambilan sampel jaringan (seperti sistoskopi dan biopsi ginjal). Sistoskopi dilakukan untuk menentukan apakah terdapat sel abnormal atau sel kanker pada saluran kemih. Sedangkan, biopsi ginjal dilakukan untuk mencari tahu kondisi tertentu pada ginjal.

Pengobatan dan Pencegahan Hematuria

Pengobatan hematuria dilakukan berdasarkan penyebabnya, di antaranya dengan pemberian antibiotik untuk mengobati infeksi saluran kemih, pemberian resep obat untuk meredakan pembengkakan prostat dan terapi gelombang kejut untuk memecahkan batu ginjal dan kanker kandung kemih. Sama halnya dengan pengobatan, upaya pencegahan dilakukan berdasarkan penyebab hematuria, di antaranya adalah:

  • Mencegah infeksi saluran kemih dengan perbanyak minum air putih, tidak menahan kencing dan membersihkan miss V dari arah depan ke belakang (anus) bagi wanita.

  • Mencegah batu ginjal dengan perbanyak minum air putih dan kurangi konsumsi makanan bergaram tinggi.

  • Mencegah kanker kandung kemih dengan berhenti merokok, hindari paparan bahan-bahan kimia, dan perbanyak minum air putih.

  • Mencegah kanker ginjal dengan berhenti merokok, menjaga berat badan agar tetap dalam batas normal, konsumsi makanan bergizi seimbang, olahraga teratur, dan hindari paparan bahan-bahan kimia.

Kamu perlu berbicara dengan dokter jika memiliki urine yang bercampur dengan darah. Kamu bisa menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja melalui aplikasi Halodoc via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!

Baca Juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan