Gejala Mirip Seperti Flu, Waspada Bahaya dari Mononukleosis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   11 Februari 2019
Gejala Mirip Seperti Flu, Waspada Bahaya dari MononukleosisGejala Mirip Seperti Flu, Waspada Bahaya dari Mononukleosis

Halodoc, Jakarta - Mirip seperti penyakit flu, mononukleosis juga memiliki gejala yang kerap dianggap sepele seperti demam dan sakit kepala. Padahal, penyakit ini tergolong berbahaya dan tidak boleh diremehkan, lho. Mononukleosis adalah infeksi yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV). Virus ini umumnya menyebar melalui air liur. Itulah sebabnya penyakit ini juga sering disebut ‘the kissing disease’.

Pengidap mononukleosis biasanya akan mengalami demam tinggi, pembengkakan kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan. Sebagian besar kasus mononukleosis yang ringan dapat sembuh dengan perawatan mandiri di rumah. Infeksinya pun biasanya akan hilang dalam 1 hingga 2 bulan. Namun, karena gejala awalnya yang serupa dengan penyakit infeksi virus umum seperti flu, mononukleosis kerap sulit dikenali.

Baca juga: Hati-Hati, 5 Penyakit Ini Bisa Ditularkan Melalui Ciuman

Sedikit tentang EBV, Virus Penyebab Mononukleosis

Seperti telah disebutkan di awal, bahwa mononukleosis disebabkan oleh infeksi virus EBV. Virus ini adalah anggota keluarga virus herpes, dan merupakan virus paling umum yang menginfeksi manusia di seluruh dunia. EBV dapat menyebar melalui kontak langsung dengan air liur dari mulut orang yang terinfeksi atau cairan tubuh lainnya seperti darah.

Dengan kata lain, virus ini juga dapat menyebar melalui kontak seksual atau transplantasi organ. Seseorang dapat terkena virus EBV ketika berkontak dengan air liur ketika batuk, bersin, atau berciuman dengan orang yang telah terinfeksi virus. Biasanya diperlukan waktu sekitar 4 hingga 8 minggu sejak terinfeksi virus, hingga munculnya gejala.

Baca juga: Bukan Penyakit Serius, Mononukleosis Bisa Timbulkan Komplikasi

Apa yang Membuat Mononukleosis Berbahaya?

Meski kebanyakan kasus mononukleosis tidak serius, dalam beberapa kasus penyakit ini bisa berkembang menjadi beberapa komplikasi serius, seperti:

1. Pembesaran Limpa

Proses penyembuhan total yang berlangsung lama, yakni 1 hingga 2 bulan, dapat menyebabkan munculnya beberapa kondisi. Pengidap mononukleosis bisa saja harus menunggu setidaknya 1 bulan sebelum bisa melakukan aktivitas berat, mengangkat benda berat, atau berolahraga berat. Hal ini bertujuan untuk mencegah pecahnya limpa, yang mungkin bengkak karena infeksi.

2. Peradangan Hati

Hepatitis (radang hati) atau penyakit kuning (kulit dan mata menguning) kadang-kadang dapat terjadi pada orang yang memiliki mono.

Selain 2 hal tadi, ada juga beberapa komplikasi langka, yang juga dapat diakibatkan oleh infeksi mononukleosis, yaitu:

  • Anemia, yang merupakan penurunan jumlah sel darah merah.

  • Trombositopenia, yang merupakan penurunan trombosit, bagian dari darah yang memulai proses pembekuan.

  • Gangguan jantung.

  • Komplikasi yang melibatkan sistem saraf, seperti meningitis atau sindrom Guillain-Barré.

  • Pembengkakan amandel yang bisa menghalangi pernapasan

Tidak hanya komplikasi-komplikasi yang telah dijabarkan itu, penyakit yang disebut infeksi EBV kronis dapat terjadi jika gejalanya berlangsung lebih dari enam bulan. EBV akan tetap tidak aktif dalam sel darah selama sisa hidup, dan kadang-kadang dapat diaktifkan kembali tanpa gejala. Dimungkinkan untuk menyebarkan virus ke orang lain melalui kontak dengan air liur selama waktu ini.

Baca juga: Pembengkakan Limpa atau Splenomegali Bisa Jadi Pertanda 7 Penyakit Serius Ini

EBV juga membentuk infeksi seumur hidup yang tidak aktif dalam sel sistem kekebalan tubuh. Dalam beberapa kasus yang sangat jarang, orang yang membawa virus mengembangkan limfoma Burkitt atau karsinoma nasofaring, yang keduanya merupakan kanker langka. EBV tampaknya berperan dalam pengembangan kanker ini. Namun, EBV mungkin bukan satu-satunya penyebab.

Itulah sedikit penjelasan tentang mononukleosis. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter di aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to A Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan