Ketahui Prosedur Pemeriksaan untuk Diagnosis Neuritis Optik

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   10 Mei 2019
Ketahui Prosedur Pemeriksaan untuk Diagnosis Neuritis OptikKetahui Prosedur Pemeriksaan untuk Diagnosis Neuritis Optik

Halodoc, Jakarta – Neuritis optik adalah gangguan penglihatan yang terjadi karena adanya peradangan pada saraf mata. Kondisi ini terjadi karena saraf mata kehilangan lapisan pelindung yang disebut mielin, yang bertugas mengirim sinyal ke otak. Tanpa ada lapisan tersebut, sinyal visual tidak dapat dikirim dengan baik ke otak, sehingga terjadi gangguan pada penglihatan. Gangguan yang sering terjadi adalah pandangan mata kabur atau buram.

Kondisi ini bisa menyerang siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Namun, gangguan ini ternyata lebih sering ditemukan pada wanita berusia antara 20 hingga 40 tahun. Tapi jangan khawatir, kondisi ini sebenarnya bisa sembuh dengan sempurna setelah pengobatan.

Meskipun, pada beberapa kasus kecil, neuritis optik bisa meninggalkan gangguan penglihatan yang menetap, seperti buta senja atau buta warna. Ada beberapa jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis penyakit ini.

Baca juga: 7 Penyakit Tak Biasa Pada Mata

Jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosa penyakit ini meliputi pemeriksaan mata rutin, tes reaksi pupil terhadap cahaya, serta pemeriksaan oftalmoskopi yang bertujuan untuk memeriksa struktur di belakang mata, termasuk saraf optik. Selain itu, mungkin kamu juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan pendukung lain jika dibutuhkan, seperti:

  • Tes Darah

Salah satu jenis pemeriksaan pendukung yang dilakukan adalah tes darah. Tujuannya untuk memeriksa kemungkinan adanya neuromielitis optik pada kasus neuritis optik yang berat. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi antibodi yang terkait.

  • MRI

Magnetic resonance imaging (MRI) atau pencitraan resonansi magnetik juga bisa dilakukan sebagai tes penunjang. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui di mana area kerusakan pada otak.

  • OCT

Optical coherence tomography (OCT) merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui ketebalan serabut saraf retina. Dalam kasus neuritis optik, serabut yang satu ini cenderung lebih tipis dari ukuran normal.

Baca juga: Bikin Penglihatan Kabur, Kenali 5 Gejala Neuritis Optik

  • Visual Evoked Response

Mendiagnosis neuritis optik juga bisa dilakukan dengan tes visual evoked response. Cara ini dilakukan untuk mengetahui dan menilai kecepatan konduksi elektrik dari saraf optik. Pada pengidap neuritis optik, kecepatan konduksi elektrik biasanya melambat.

Mengenal Penyebab dan Gejala Neuritis Optik

Umumnya, kondisi ini hanya akan menyerang salah satu bagian mata. Gejala-gejala yang sering muncul di antaranya adalah penglihatan menurun, kemampuan membedakan warna yang berkurang, ruang pandang menyempit, serta nyeri pada mata terutama saat bola mata digerakkan.

Kerusakan saraf dan peradangan yang terjadi diduga terkait dengan kelainan autoimun. Dengan kata lain, penyakit ini bisa terjadi karena ada gangguan pada sistem kekebalan tubuh di mana sistem imun yang seharusnya melindungi malah berbalik menyerang tubuh. Kondisi ini juga berkaitan dengan penyakit autoimun lain, seperti multiple sclerosis dan neuromyelitis optica.

Selain itu, ada beberapa faktor yang disebut juga berkaitan dengan kondisi ini. Neuritis optik disebut bisa muncul karena penggunaan obat-obatan tertentu, infeksi bakteri atau infeksi virus, serta kondisi medis tertentu, seperti mengidap penyakit lupus, sarcoidosis, penyakit vaskuler, diabetes, glaukoma, dan defisiensi vitamin B12.

Baca juga: Waspada, Ini Masalah Penglihatan yang Dapat Terjadi karena Multiple Sclerosis

Masih penasaran soal neuritis optik dan cara mendiagnosisnya? Tanya dokter di aplikasi Halodoc saja! Kamu bisa bertanya seputar informasi kesehatan atau menyampaikan keluhan penyakit. Dapatkan rekomendasi beli obat dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya melalui Video/Voice Call dan Chat. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan