Siapa Saja yang Bisa Mengalami Skizofrenia?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   20 Mei 2020
Siapa Saja yang Bisa Mengalami Skizofrenia?Siapa Saja yang Bisa Mengalami Skizofrenia?

Halodoc, Jakarta – Pernah mendengar gangguan mental bernama skizofrenia? Gangguan mental ini membuat seseorang menafsirkan realitas secara tidak normal, sehingga pengidap skizofrenia biasanya dapat mengalami kombinasi antara halusinasi, delusi, serta pemikiran dan perilaku yang sangat tidak teratur. Namun, siapa saja yang berisiko mengalami skizofrenia? Yuk, cari tahu jawabannya di bawah ini.

Penelitian menunjukkan bahwa skizofrenia dapat terjadi baik pada pria maupun wanita. Namun pada pria, gejala skizofrenia biasanya dimulai lebih awal, yaitu di awal sampai pertengahan usia 20-an. Sedangkan pada wanita, gejala skizofrenia biasanya dimulai pada akhir usia 20 tahunan. Gangguan mental ini sangat jarang ditemukan pada anak-anak dan orang-orang yang berusia 45 tahun ke atas.

Baca juga: Inilah Jenis-Jenis Skizofrenia yang Perlu Diketahui

Penyebab Skizofrenia

Penyebab skizofrenia masih belum diketahui secara pasti, tetapi para peneliti percaya bahwa kombinasi faktor fisik, genetika, psikologis, dan lingkungan dapat membuat seseorang lebih mungkin mengembangkan gangguan mental ini.

Beberapa orang yang rentan mengembangkan skizofrenia dan mengalami peristiwa hidup yang penuh tekanan atau emosional dapat memicu episode psikotik. Namun, tidak diketahui mengapa beberapa orang mengalami gejala sedangkan yang lainnya tidak.

Faktor Risiko Skizofrenia

Berikut ini beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengidap skizofrenia:

  • Genetika

Skizofrenia cenderung diwariskan dalam keluarga, tetapi tidak ada gen tunggal yang dianggap bertanggung jawab. Gangguan ini lebih mungkin disebabkan oleh kombinasi gen yang berbeda yang akhirnya membuat seseorang lebih rentan mengalami skizofrenia. Meski demikian, memiliki gen-gen tersebut tidak berarti kamu akan mengalami skizofrenia.

  • Perkembangan Otak

Studi neuroimaging menunjukkan adanya perbedaan halus dalam struktur otak dan sistem saraf pusat pada orang dengan skizofrenia. Perubahan ini tidak ditemukan pada semua pengidap skizofrenia dan dapat terjadi juga pada orang yang tidak memiliki penyakit mental. Namun, para peneliti menduga bahwa skizofrenia mungkin terjadi karena adanya kelainan otak. 

  • Neurotransmitter

Masalah dengan bahan kimia otak tertentu yang terjadi secara alami, termasuk neurotransmitter yang disebut dopamine dan glutamate, diduga dapat berkontribusi terhadap skizofrenia. Neurotransmitter adalah bahan kimia yang membawa pesan antara sel-sel otak. Neurotransmitter diduga memiliki kaitan dengan skizofrenia karena obat yang mengubah kadar neutransmitter di otak diketahui dapat meringankan beberapa gejala skizofrenia.

  • Komplikasi Kehamilan dan Persalinan

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengalami skizofrenia cenderung memiliki riwayat komplikasi saat kehamilan dan persalinan mereka, seperti berat badan lahir rendah, lahir prematur, dan kekurangan oksigen (asfiksia) selama kelahiran. Hal-hal tersebut diduga dapat memberikan efek pada perkembangan otak.

Baca juga: Gejala Skizofrenia Paranoid yang Perlu Diwaspadai

Pemicu Skizofrenia

Selain faktor risiko, ada juga pemicu skizofrenia, yaitu hal-hal yang menyebabkan gejala skizofrenia dapat berkembang pada orang-orang yang berisiko:

  • Stres

Peristiwa yang terjadi dalam hidup atau tekanan hidup dapat menjadi pemicu psikologis utama skizofrenia, seperti:

    • Kehilangan pekerjaan;

    • Perceraian;

    • Akhir suatu hubungan; dan

    • Penganiayaan fisik, seksual, atau emosional.

Pengalaman tersebut meskipun dapat membuat stres, tetapi tidak menyebabkan skizofrenia. Namun, tekanan hidup tersebut dapat memicu perkembangan skizofrenia pada orang yang sudah rentan mengalami gangguan mental tersebut.

  • Penyalahgunaan Narkoba

Narkoba juga tidak secara langsung menyebabkan skizofrenia, tetapi penelitian menunjukkan penyalahgunaan obat meningkatkan risiko pengembangan skizofrenia atau gangguan mental serupa.

Obat-obatan tertentu, seperti ganja, kokain, LSD, atau amfetamin dapat memicu gejala skizofrenia pada orang yang rentan. Penelitian juga sudah menunjukkan bahwa remaja dan dewasa muda yang menggunakan ganja secara teratur lebih berisiko mengembangkan skizofrenia saat dewasa nanti.

Itulah orang-orang yang bisa mengalami skizofrenia. Bila kamu memiliki risiko mengembangkan skizofrenia dan mulai mengalami gejala-gejala, seperti halusinasi, delusi dan pemikiran yang tidak wajar, sebaiknya segera periksakan diri ke ahli kesehatan mental. 

Baca juga: Kapan Sebaiknya Skizofrenia Diperiksakan ke Psikiater?

Kamu juga bisa membicarakan masalah mental yang kamu alami pada psikolog lewat aplikasi Halodoc, lho. Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa menghubungi psikolog Halodoc kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
NHS. Diakses pada 2020. Schizophrenia.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Schizophrenia.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan