Sindrom Brugada Berpotensi Sebabkan Kematian

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   11 Juli 2019
Sindrom Brugada Berpotensi Sebabkan KematianSindrom Brugada Berpotensi Sebabkan Kematian

Halodoc, Jakarta - Sindrom brugada adalah sebuah kelainan pada sistem kardiovaskular bawaan yang jarang terjadi. Gangguan tersebut dapat memengaruhi sistem kelistrikan jantung yang dapat membahayakan pengidapnya.

Pada jantung tiap orang yang normal memiliki empat ruang. Dua bilik atas disebut dengan atria, sedangkan dua bilik bawah disebut dengan ventrikel. Impuls listrik pada tubuh menyebabkan tubuh tiap orang berdetak.

Pada seseorang yang mengidap sindrom Brugada, impuls listrik yang terjadi antara ventrikel tidak dapat terkoordinasi dengan baik. Hal tersebut menyebabkan penurunan aliran darah. Dengan berkurangnya aliran darah di tubuh, seseorang dapat mengalami kematian mendadak.

Gejala utama dari sindrom Brugada adalah detak jantung yang tidak teratur. Gangguan tersebut dapat menyebabkan kematian jika tidak mendapat pengobatan. Disebutkan bahwa sekitar 20 persen seseorang yang mengalami kelainan tersebut mengalami kematian mendadak.

Baca juga: 4 Penyebab Penyakit Jantung di Usia Muda

Kenali Gejala Sindrom Brugada Ini

Tidak sedikit orang yang mengidap sindrom Brugada mengetahui bahwa dirinya terserang. Pasalnya, gangguan pada listrik jantung tersebut tidak menimbulkan gejala yang khusus.

Gejala yang paling penting ketika seseorang mengidap sindrom Brugada adalah pola tidak normal yang terekam di elektrokardiogram (EKG). Hal tersebut disebut juga sebagai EKG Brugada tipe 1. Gejala yang timbul dari gangguan tersebut hanya terdeteksi di EKG.

Seseorang juga mungkin saja memiliki gejala tersebut, tetapi tidak mengidap gangguan sindrom Brugada. Walau begitu, gejala yang dapat timbul pada seseorang yang mengidap gangguan kelistrikan jantung adalah:

  • Pusing.

  • Pingsan.

  • Kesulitan bernapas yang lebih parah di malam hari.

  • Detak jantung tidak teratur atau jantung berdebar.

  • Detak jantung yang sangat cepat dan tidak beraturan.

Sindrom Brugada mempunyai gejala yang mirip dengan masalah irama jantung lainnya. Maka dari itu, untuk memastikan gangguan yang terjadi pada kamu, ada baiknya untuk berdiskusi dengan dokter kamu.

Baca juga: Bagaimana Mengenali Gejala Serangan Jantung?

Hal yang Dapat Menyebabkan Sindrom Brugada

Salah satu penyebab dari sindrom Brugada secara genetik adalah terjadinya cacat pada gen SCN5A. Walau begitu, gen lainnya mungkin saja terlibat. Cacat gen tersebut dapat diwarisi oleh salah satu dari orangtua kamu.

Selain itu, beberapa obat-obatan seperti antidepresan, antipsikotik, obat-obatan terlarang, kondisi yang menyebabkan demam, dan masalah elektrolit dapat meningkatkan risiko sindrom tersebut.

Cara untuk Mengobati Sindrom Brugada

Sejauh ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan sindrom tersebut. Seseorang yang berisiko tinggi terhadap detak jantung tidak stabil dapat dinormalkan dengan defibrilator kardioverter implan. Benda tersebut dapat memberikan impuls listrik ke jantung dan mengembalikan iramanya ke normal.

Hal lain yang dapat dilakukan untuk menormalkan gangguan tersebut adalah dengan mengonsumsi isoproterenol. Hal ini disebut-sebut sebagai cara yang efektif untuk merespons aritmia ventrikel yang tidak stabil.

Perawatan pertama yang dapat dilakukan adalah observasi hingga timbulnya gejala tertentu pada detak jantung. Di samping itu, kamu juga harus melihat apakah terdapat riwayat keluarga terhadap gangguan ini agar dapat dengan cepat mencegah menjadi parah.

Baca juga: Jangan Sepelekan, Ini Hal Penyebab Sindrom Brugada

Itulah pembahasan mengenai sindrom Brugada yang dapat menyebabkan kematian secara mendadak pada pengidapnya. Jika kamu mempunyai pertanyaan terkait gangguan pada listrik di jantung tersebut, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan