Skizofrenia Paranoid Punya Kecenderungan Berhalusinasi

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   23 Oktober 2018
Skizofrenia Paranoid Punya Kecenderungan BerhalusinasiSkizofrenia Paranoid Punya Kecenderungan Berhalusinasi

Halodoc, Jakarta - Skizofrenia adalah penyakit kejiwaan yang menyebabkan seseorang sulit membedakan mana khayalan dan mana kenyataan. Istilah skizofrenia adalah serapan dari bahasa Inggris yaitu "schizophrenia",  yang memiliki arti pikiran yang terpecah. Hal ini mengacu pada gangguan keseimbangan pada emosi dan pikiran. Pengidap skizofrenia memiliki kesulitan dalam menyesuaikan pikirannya dengan realita yang ada.  

Penyakit skizofrenia yang paling sering ditemui adalah jenis skizofrenia paranoid. Gangguan otak ini menyebabkan pengidap mengalami kelainan dalam berpikir dan mempersepsikan lingkungan. Skizofrenia biasanya muncul pada masa remaja akhir hingga dewasa. Meskipun skizofrenia merupakan penyakit yang akan diderita seumur hidup, apabila ditangani dengan tepat seperti pemberian obat-obatan tertentu, gejala skizofrenia dapat diredakan dan pengidapnya lebih mudah untuk beraktivitas.

Gejala Skizofrenia Paranoid

Gejala yang dialami oleh penderita skizofrenia paranoid bisa berbeda-beda tiap orang, tergantung dari tingkat keparahan. Ini adalah beberapa gejala yang lazim terjadi, antara lain:

  • Berhalusinasi, merupakan gejala paling umum yang menyerang penderita skizofrenia paranoid. Halusinasi tersebut meliputi hal-hal seperti mendengar, mencium, melihat, atau merasakan sesuatu yang tidak nyata. Suara-suara yang muncul biasanya membuat si penderita merasa tidak nyaman dan membuatnya merasa tertekan.

  • Delusi. Penderita skizofrenia paranoid biasanya akan meyakini sesuatu yang salah. Misalnya ia curiga bahwa seseorang akan menyakitinya atau membuatnya celaka.

  • Berbicara Tidak Jelas, Pikiran Tidak Stabil. Pengidap penyakit ini sangat sulit mengatur pikiran mereka. Mereka sulit diajak berkomunikasi atau tidak memahami yang lawan bicaranya sampaikan. Selain itu, terkadang mereka akan mengucapkan hal-hal yang tidak jelas dan membingungkan.

  • Tidak Mampu Berkonsentrasi. Jangankan diajak berbicara, pasien pengidap skizofrenia paranoid bahkan sulit untuk diminta berkonsentrasi pada suatu hal.

  • Melakukan Aktivitas yang Tidak Normal. Kamu mungkin akan menemukan mereka yang mengidap penyakit ini melakukan gerakan yang berulang-ulang, atau tidak melakukan gerakan apa pun selama berjam-jam. Mereka umumnya selalu menunjukkan raut wajah yang gelisah.

Selain itu, masih terdapat gejala lain yang akan dialami oleh penderita skizofrenia paranoid yang menginjak usia remaja, yaitu:

  • Tiba-tiba tidak lagi minat akan hal-hal yang dulu sempat menjadi hobi.

  • Kurang memperhatikan kebersihan lingkungan serta penampilan diri.

  • Sulit tidur atau pola tidur berubah.

  • Menarik diri dari lingkungan sosial dan menjadi tidak responsif.

  • Sangat sensitif atau mudah emosi dan memiliki suasana hati yang tertekan.

  • Konflik pada pikiran, sulit membuat keputusan.

  • Kesulitan untuk mengekspresikan dan memperlihatkan emosi.

  • Ketakutan akan tempat umum yang ramai.

Penyebab Skizofrenia Paranoid

Hingga kini belum ditemukan penyebab pasti dari munculnya penyakit ini. Namun, penelitian meyakini bahwa susunan unsur kimia di dalam otak penderita mengalami masalah. Bagian yang diduga memiliki masalah termasuk di antaranya area neurotransmiter dopamin dan glutamat. Hal ini dibuktikan dari hasil studi neuroimaging yang menunjukkan terdapat perbedaan struktur otak dan sistem saraf pusat dari penderita skizofrenia dibandingkan dengan orang normal.  

Beberapa faktor juga diyakini meningkatkan risiko penyakit ini antara lain:

  • Stres berlebihan.

  • Sering mengkonsumsi obat psikoaktif selama masa remaja dan dewasa muda.

  • Sering terkena paparan virus, racun, atau kekurangan gizi selama masa kehamilan, khususnya pada trimester pertama dan kedua.

Pengobatan Skizofrenia Paranoid

Upaya untuk mengobati pasien skizofrenia paranoid membutuhkan tenaga ekstra sehingga perlu dilakukan kolaborasi dari berbagai bidang seperti psikiater, perawat, terapis, dan pekerja sosial. Pengobatan skizofrenia ditujukan untuk pengobatan selanjutnya dapat berjalan dengan baik dan sukses. Pasien sebetulnya bisa dirawat di rumah, tetapi mereka yang mengalami gejala yang cukup mengganggu karena sulit dikontrol maka wajib dirawat di rumah sakit.

Penderita skizofrenia paranoid biasanya akan diberikan jenis obat antipsikotik untuk meredakan gejala delusi dan halusinasi. Obat ini tidak langsung bekerja dan membuatnya sembuh, karena biasanya harus menunggu reaksi yang membutuhkan waktu hingga 12 minggu. Pasien wajib mengikuti terapi kelompok dan terapi psikososial. Terapi kelompok akan membuat para penderita skizofrenia untuk duduk bersama sehingga mereka tidak merasa terisolasi. Sementara itu tujuan dari terapi psikososial agar pasien dapat beraktivitas sehari-hari seperti biasa, meskipun menderita skizofrenia.

Jika kamu memiliki kerabat atau keluarga yang mengalami gejala-gejala seperti penyakit di atas, kamu bisa menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc untuk menentukan penanganan tepat selanjutnya. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!

 

Baca juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan