5 Fakta Papilledema, Pembengkakan Saraf Mata yang Tidak Boleh Disepelekan
Papilledema harus segera ditangani karena kondisi ini bisa menyebabkan kebutaan.

DAFTAR ISI
- 5 Fakta Papiledema: Pembengkakan Saraf Mata yang Tidak Boleh Disepelekan
- Gejala Papiledema yang Perlu Diwaspadai
- Penyebab Papiledema yang Mendasari
- Diagnosis Papiledema: Langkah-Langkah Penting
- Opsi Pengobatan Papiledema yang Tersedia
- Komplikasi Papiledema yang Mungkin Terjadi
- Pencegahan Papiledema: Upaya Menjaga Kesehatan Mata
- Kapan Harus Segera Mencari Pertolongan Medis?
- Hubungi Dokter Ini untuk Tips Pengobatan Papilledema
Papiledema adalah kondisi medis yang terjadi ketika saraf optik di belakang mata mengalami pembengkakan.
Pembengkakan ini biasanya disebabkan oleh peningkatan tekanan di dalam tengkorak (tekanan intrakranial).
Kondisi ini dapat memengaruhi penglihatan dan menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius.
Saraf optik berfungsi mengirimkan informasi visual dari mata ke otak. Ketika tekanan intrakranial meningkat, saraf optik dapat tertekan dan membengkak, menyebabkan papiledema.
Penting untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala papiledema karena kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada saraf optik dan kehilangan penglihatan jika tidak diobati.
5 Fakta Papiledema: Pembengkakan Saraf Mata yang Tidak Boleh Disepelekan
Papiledema adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian medis segera.
Berikut adalah lima fakta penting tentang papiledema yang perlu diketahui:
- Papiledema adalah Tanda Peningkatan Tekanan Intrakranial: Kondisi ini sering kali menjadi indikasi adanya masalah yang lebih besar di dalam otak atau sistem saraf pusat.
- Dapat Menyebabkan Kehilangan Penglihatan Permanen: Jika tidak diobati, papiledema dapat merusak saraf optik dan menyebabkan kehilangan penglihatan yang tidak dapat dipulihkan.
- Gejala Awal Mungkin Ringan: Pada awalnya, gejala papiledema mungkin tidak kentara, seperti penglihatan kabur sesaat atau melihat kilatan cahaya.
- Diagnosis Memerlukan Pemeriksaan Mata Komprehensif: Dokter mata akan menggunakan oftalmoskop untuk melihat bagian belakang mata dan menilai kondisi saraf optik.
- Pengobatan Tergantung pada Penyebab yang Mendasari: Mengatasi penyebab peningkatan tekanan intrakranial adalah kunci untuk mengobati papiledema.
Kamu atau orang terdekat mengalami gangguan pengelihatan? Berikut Ini Daftar Dokter Spesialis Mata di Halodoc yang Bisa Dihubungi.
Gejala Papiledema yang Perlu Diwaspadai
Gejala papiledema dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan penyebab yang mendasarinya.
Beberapa gejala umum yang perlu diwaspadai meliputi:
- Penglihatan kabur atau ganda
- Melihat kilatan cahaya (fotopsia)
- Kehilangan penglihatan periferal
- Sakit kepala, terutama yang memburuk di pagi hari
- Mual dan muntah
- Nyeri di belakang mata
- Peningkatan titik buta (blind spot)
Jika mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter mata atau profesional medis lainnya untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Deteksi dini dan pengobatan yang cepat dapat membantu mencegah kerusakan permanen pada saraf optik.
Penyebab Papiledema yang Mendasari
Papiledema disebabkan oleh peningkatan tekanan di dalam tengkorak (tekanan intrakranial).
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial dan memicu papiledema meliputi:
- Tumor Otak: Pertumbuhan abnormal di dalam otak dapat menekan dan meningkatkan tekanan intrakranial.
- Perdarahan Otak: Perdarahan di dalam otak dapat menyebabkan peningkatan tekanan.
- Infeksi Otak: Infeksi seperti meningitis atau ensefalitis dapat menyebabkan peradangan dan peningkatan tekanan intrakranial.
- Hidrosefalus: Kondisi di mana terjadi penumpukan cairan serebrospinal di dalam otak.
- Pseudotumor Cerebri (Hipertensi Intrakranial Idiopatik): Kondisi di mana tekanan intrakranial meningkat tanpa penyebab yang jelas.
- Malformasi Arteriovenosa (AVM): Hubungan abnormal antara arteri dan vena di dalam otak dapat menyebabkan peningkatan tekanan.
- Obstruksi Vena: Penyumbatan pada vena yang mengalirkan darah dari otak dapat menyebabkan peningkatan tekanan.
Menurut ahli, penting untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasari papiledema agar dapat memberikan penanganan yang tepat dan efektif.
Konsultasi dengan dokter spesialis saraf atau dokter mata sangat dianjurkan untuk menentukan penyebab dan rencana pengobatan yang sesuai.
Ketahui lebih dalam mengenai Apa Itu Penyakit Mata (Sakit Mata)? Gejala, Penyebab dan Pengobatannya berikut ini.
Diagnosis Papiledema: Langkah-Langkah Penting
Diagnosis papiledema melibatkan serangkaian pemeriksaan untuk mengonfirmasi adanya pembengkakan saraf optik dan menentukan penyebab yang mendasarinya.
Beberapa langkah diagnosis yang umum dilakukan meliputi:
- Pemeriksaan Mata Komprehensif: Dokter mata akan menggunakan oftalmoskop untuk melihat bagian belakang mata dan memeriksa kondisi saraf optik.
- Pengukuran Tajam Penglihatan: Untuk mengevaluasi sejauh mana papiledema memengaruhi kemampuan melihat.
- Pengujian Lapang Pandang: Untuk mengidentifikasi adanya kehilangan penglihatan periferal.
- Pemindaian Otak: CT scan atau MRI dapat digunakan untuk mencari tumor, perdarahan, atau masalah lain di dalam otak yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial.
- Lumbal Punksi (Spinal Tap): Prosedur ini melibatkan pengambilan sampel cairan serebrospinal untuk mengukur tekanan dan mencari tanda-tanda infeksi atau peradangan.
- Optical Coherence Tomography (OCT): Teknologi pencitraan ini digunakan untuk mengukur ketebalan lapisan serat saraf retina dan mendeteksi pembengkakan saraf optik dengan lebih detail.
Menurut penelitian, OCT merupakan alat yang efektif untuk mendeteksi dan memantau papiledema.
OCT dapat memberikan informasi kuantitatif tentang ketebalan saraf optik, yang membantu dokter dalam membuat diagnosis dan memantau respons terhadap pengobatan.
Opsi Pengobatan Papiledema yang Tersedia
Pengobatan papiledema bertujuan untuk mengurangi tekanan intrakranial dan mengatasi penyebab yang mendasarinya.
Beberapa opsi pengobatan yang mungkin direkomendasikan meliputi:
- Pengobatan dengan Obat-obatan: Dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk mengurangi tekanan intrakranial, seperti acetazolamide atau furosemide.
- Pembedahan: Jika papiledema disebabkan oleh tumor otak, perdarahan, atau kondisi lain yang memerlukan intervensi bedah, operasi mungkin diperlukan untuk mengangkat tumor, menghentikan perdarahan, atau mengatasi masalah lainnya.
- Lumbal Punksi Berulang: Pada kasus pseudotumor cerebri, lumbal punksi berulang dapat dilakukan untuk mengurangi tekanan intrakranial.
- Shunting: Prosedur ini melibatkan pemasangan tabung kecil (shunt) untuk mengalirkan cairan serebrospinal dari otak ke bagian tubuh lain, seperti perut.
- Perawatan Kondisi yang Mendasari: Jika papiledema disebabkan oleh infeksi, hipertensi, atau kondisi medis lainnya, perawatan akan difokuskan pada mengatasi kondisi tersebut.
Selain itu, pilihan pengobatan harus disesuaikan dengan penyebab yang mendasari, tingkat keparahan, dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.
Selain itu, ketahui juga tentang Uveitis – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya.
Komplikasi Papiledema yang Mungkin Terjadi
Jika tidak diobati, papiledema dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk:
- Kehilangan Penglihatan Permanen: Pembengkakan saraf optik yang berkepanjangan dapat merusak saraf optik dan menyebabkan kehilangan penglihatan yang tidak dapat dipulihkan.
- Kebutaan: Dalam kasus yang parah, papiledema dapat menyebabkan kebutaan total.
- Sakit Kepala Kronis: Peningkatan tekanan intrakranial dapat menyebabkan sakit kepala kronis yang mengganggu kualitas hidup.
- Gangguan Neurologis: Papiledema yang disebabkan oleh kondisi neurologis yang mendasarinya dapat menyebabkan komplikasi neurologis lainnya, seperti kejang atau masalah kognitif.
Oleh karena itu, penting untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala papiledema.
Deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi serius dan melindungi penglihatan.
Pencegahan Papiledema: Upaya Menjaga Kesehatan Mata
Meskipun tidak semua penyebab papiledema dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kondisi ini atau membantu deteksi dini:
- Jaga Berat Badan yang Sehat: Obesitas telah dikaitkan dengan peningkatan risiko hipertensi intrakranial idiopatik (pseudotumor cerebri), salah satu penyebab papiledema.
- Kontrol Tekanan Darah: Hipertensi dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan yang dapat menyebabkan papiledema.
- Hindari Merokok: Merokok dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk masalah mata.
- Lakukan Pemeriksaan Mata Rutin: Pemeriksaan mata rutin dapat membantu mendeteksi masalah mata sejak dini, termasuk papiledema.
- Kelola Kondisi Medis yang Ada: Jika memiliki kondisi medis yang dapat meningkatkan risiko papiledema, seperti diabetes atau penyakit autoimun, penting untuk mengelolanya dengan baik.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menjaga gaya hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin adalah kunci untuk mencegah berbagai masalah kesehatan, termasuk masalah mata seperti papiledema.
Kapan Harus Segera Mencari Pertolongan Medis?
Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala papiledema, seperti:
- Perubahan penglihatan yang tiba-tiba
- Sakit kepala parah yang tidak kunjung hilang
- Mual dan muntah yang tidak dapat dijelaskan
- Nyeri di belakang mata
- Kehilangan penglihatan periferal
Jangan menunda untuk mencari pertolongan medis jika mengalami gejala-gejala tersebut.
Deteksi dini dan pengobatan yang cepat dapat membantu mencegah kerusakan permanen pada saraf optik dan melindungi penglihatan.
Hubungi Dokter Ini untuk Tips Pengobatan Papilledema
Jika kamu mengalami gejala papilledema, sebaiknya segera periksakan dirimu pada dokter mata.
Dokter spesialis mata di Halodoc berikut sudah berpengalaman lebih dari 10 tahun, sehingga mereka mampu memberikan penanganan yang akurat.
Jangan khawatir, sebab mereka telah menerima ulasan yang baik dari pasien-pasien sebelumnya yang mereka tangani.
Nah, ini dia dokter yang bisa kamu hubungi:
1. dr. Febria Restissa Sp.M

Kamu bisa berkonsultasi dengan dr. Febria Restissa Sp.M, seorang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya pada tahun 2011 dan 2018.
Ia juga tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) dengan nomor STR 1621603323130387 dan kini menjalani praktik di Tangerang, Banten.
Dengan pengalaman sebagai dokter mata selama 14 tahun, dr. Febria Restissa Sp.M mampu menjawab pertanyaan kamu seputar cara mengatasi papillederma.
Tak hanya itu, ia juga bisa memberikan konsultasi seputar infeksi mata, gangguan retina, mata bintitan, maupun penglihatan buram.
Chat dr. Febria Restissa Sp.M mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.
2. dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M

Dokter rekomendasi berikutnya yaitu dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M, alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Udayana pada tahun 2007 dan 2019.
Saat ini, ia berpraktik di Tabanan, Bali, dan merupakan anggota dari Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI).
Dengan pengalaman selama 17 tahun, dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M siap memberikan tips pengobatan papillederma secara akurat.
Selain itu, ia juga mampu memberikan konsultasi mengenai mata bintitan, pembuluh darah pecah, penglihatan buram, dan infeksi mata.
Chat dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc
Dokter spesialis mata tersebut siap membantu kamu dalam menangani papillederma.
Dengan Halodoc, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter kapan saja dan di mana saja.
Jangan khawatir jika dokter sedang offline atau tidak tersedia. Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Tunggu apa lagi? Yuk hubungi dokter spesialis mata di Halodoc dengan klik banner di bawah ini!



