Bukan Hanya Kesulitan Menelan, Ini 5 Gejala GERD Lainnya
Salah satu gejala penyakit asam lambung atau GERD adalah kesulitan menelan.

DAFTAR ISI
- Berbagai Gejala GERD
- Penyebab GERD
- Faktor Risiko GERD
- Diagnosis GERD
- Obat GERD di Apotek dan Resep Dokter
- Perubahan Gaya Hidup untuk Meredakan GERD
- Komplikasi GERD yang Perlu Diwaspadai
- Pencegahan GERD
- Kapan Harus ke Dokter?
Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah gangguan pencernaan yang memengaruhi cincin otot antara kerongkongan dan perut. Jika kamu memiliki GERD, kamu akan mengalami mulas atau gangguan pencernaan asam.
GERD dapat menyebabkan kesulitan menelan, karena kerusakan jaringan kerongkongan dari asam lambung yang naik ke kerongkongan menyebabkan kejang atau jaringan parut dan penyempitan kerongkongan bagian bawah.
Di samping itu, ada beberapa gejala GERD lainnya yang perlu diketahui. Baca selengkapnya di artikel ini.
Berbagai Gejala GERD
Tidak hanya kesulitan menelan, berikut adalah gejala GERD yang lainnya:
1. Sensasi terbakar di dada
Gejala ini biasanya terjadi setelah makan dan mungkin akan memburuk di malam hari.
Biasanya, ini akan terasa seperti terbakar di bagian tengah dada sampai ke belakang tulang dada. Selain itu, mulas dapat berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam.
Mau tahu obat-obatan yang ampuh untuk mengatasi GERD? Baca di artikel ini:
- Ini 7 Rekomendasi Obat Asam Lambung yang Ampuh di Apotek.
- Ini Obat GERD Paling Ampuh yang Kerap Diresepkan Dokter.
- 5 Jenis Obat Asam Lambung yang Aman Secara Medis.
2. Nyeri dada
Orang dengan GERD juga mungkin mengalami nyeri dada, terutama saat menarik napas dalam-dalam atau batuk.
Orang sering kali menyamakan nyeri dada GERD dengan sakit jantung, padahal perbedaannya terletak pada intensitas nyeri dadanya.
Ketidaknyamanan dada terkait GERD cenderung tidak terasa seperti berasal dari dalam dada.
3. Sensasi benjolan di tenggorokan
Terkadang GERD dapat menyebabkan masalah di tenggorokan yang membuat kamu merasa seperti ada benjolan di tenggorokan atau seperti harus selalu membersihkan tenggorokan.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan suara serak, bahkan lebih serak ketika baru bangun pagi.
Asam lambung yang naik ke tenggorokanlah yang menjadi pemicu seperti ada sensasi benjolan di tenggorokan yang menyebabkan ketidaknyamanan.
4. Batuk kronis
Gejala lain yang dikaitkan dengan GERD adalah batuk kronis yang lebih sering terjadi di malam hari atau setelah makan.
Batuk akan lebih sering terjadi saat kamu berbaring lama, terutama dengan posisi datar antara kepala dada.
Itulah sebabnya jika kamu mengidap GERD, ada baiknya ketika tidur kamu memosisikan kepala lebih tinggi ketimbang dada, supaya asam lambung tidak naik ke kerongkongan.
5. Gangguan tidur
Pada dasarnya, tidur yang terganggu karena GERD adalah dikarenakan gejala-gejala GERD yang lain seperti batuk, asam lambung yang naik ke kerongkongan, sehingga memberikan sensasi ketidaknyamanan dan dada yang berat.
Kondisi-kondisi inilah yang membuat tidur jadi terganggu.
Simak informasi lebih dalam soal Apa itu Penyakit Asam Lambung (GERD) – Gejala & Pengobatannya berikut ini.
Penyebab GERD
GERD disebabkan oleh melemahnya atau tidak berfungsinya lower esophageal sphincter (LES). LES adalah otot berbentuk cincin yang terletak di antara kerongkongan dan lambung.
Normalnya, LES akan menutup setelah makanan masuk ke lambung untuk mencegah asam lambung naik kembali ke kerongkongan.
Namun, pada penderita GERD, LES tidak menutup dengan sempurna atau seringkali terbuka, sehingga asam lambung dapat naik ke kerongkongan.
Faktor Risiko GERD
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena GERD, di antaranya:
- Obesitas: Kelebihan berat badan dapat meningkatkan tekanan pada perut dan mendorong asam lambung naik ke kerongkongan.
- Merokok: Merokok dapat melemahkan LES dan meningkatkan produksi asam lambung.
- Kehamilan: Perubahan hormonal selama kehamilan dapat melemahkan LES.
- Makanan tertentu: Makanan berlemak, pedas, asam, cokelat, dan kafein dapat memicu GERD.
- Obat-obatan tertentu: Beberapa obat-obatan, seperti NSAID, aspirin, dan beberapa obat tekanan darah, dapat meningkatkan risiko GERD.
- Hiatal Hernia: Kondisi ketika bagian atas lambung menonjol ke atas melalui diafragma.
Diagnosis GERD
Diagnosis GERD biasanya ditegakkan berdasarkan gejala yang dialami pasien. Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan pasien.
Beberapa pemeriksaan penunjang yang mungkin dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis GERD antara lain:
- Endoskopi: Prosedur untuk melihat kondisi kerongkongan dan lambung menggunakan kamera kecil yang dimasukkan melalui mulut.
- pH monitoring: Pemeriksaan untuk mengukur kadar asam di kerongkongan selama 24 jam.
- Manometri esofagus: Pemeriksaan untuk mengukur tekanan otot LES.
Yuk, ketahui juga Berbagai Tips & Trik Menjalani Hidup Sehat berikut ini.
Obat GERD di Apotek dan Resep Dokter
Ada berbagai jenis obat-obatan yang dapat digunakan untuk meredakan gejala GERD, baik yang dijual bebas di apotek maupun yang diresepkan oleh dokter.
Beberapa jenis obat GERD yang umum digunakan antara lain:
- Antasida: Obat ini bekerja dengan menetralkan asam lambung dan memberikan peredaan sementara.
- H2-blockers: Obat ini bekerja dengan mengurangi produksi asam lambung.
- Proton pump inhibitors (PPIs): Obat ini bekerja dengan menghambat produksi asam lambung secara lebih kuat daripada H2-blockers. PPIs umumnya diresepkan untuk kasus GERD yang lebih parah.
- Prokinetik: Obat ini membantu mempercepat pengosongan lambung dan memperkuat LES.
Penggunaan obat-obatan GERD sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan dosis dan jenis obat yang tepat.
Perubahan Gaya Hidup untuk Meredakan GERD
Selain obat-obatan, perubahan gaya hidup juga dapat membantu meredakan gejala GERD. Beberapa perubahan gaya hidup yang disarankan antara lain:
- Menjaga berat badan ideal.
- Berhenti merokok.
- Menghindari makanan dan minuman yang memicu GERD.
- Makan dengan porsi kecil dan sering.
- Tidak berbaring setelah makan.
- Meninggikan kepala saat tidur.
- Mengelola stres dengan baik.
Komplikasi GERD yang Perlu Diwaspadai
Jika tidak diobati, GERD dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:
- Esofagitis: Peradangan pada lapisan kerongkongan.
- Striktur esofagus: Penyempitan kerongkongan akibat jaringan parut.
- Barrett’s esophagus: Perubahan pada lapisan kerongkongan yang dapat meningkatkan risiko kanker kerongkongan.
- Kanker kerongkongan: Komplikasi GERD yang paling serius.
Pencegahan GERD
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah GERD:
- Menjaga berat badan ideal.
- Berhenti merokok.
- Menghindari makanan dan minuman yang memicu GERD.
- Makan dengan porsi kecil dan sering.
- Tidak berbaring setelah makan.
- Meninggikan kepala saat tidur.
- Mengelola stres dengan baik.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala GERD yang parah atau tidak membaik setelah melakukan perubahan gaya hidup dan mengonsumsi obat-obatan bebas.
Beberapa gejala yang perlu diwaspadai antara lain:
- Kesulitan menelan yang semakin parah.
- Nyeri dada yang tidak kunjung hilang.
- Muntah darah atau BAB berwarna hitam.
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
Jika kamu mengalami gejala GERD, segera lakukan perubahan gaya hidup dan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Kamu bisa klik banner di bawah ini untuk hubungi dokter di Halodoc!

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Gastroesophageal reflux disease (GERD).
WebMD. Diakses pada 2025. GERD.
FAQ
1. Apakah GERD bisa sembuh total?
GERD dapat dikelola dengan baik melalui perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan tindakan medis lainnya. Meskipun tidak selalu bisa sembuh total, gejala GERD dapat dikendalikan sehingga kualitas hidup penderita dapat meningkat.
2. Apa saja makanan yang harus dihindari penderita GERD?
Beberapa makanan yang sebaiknya dihindari penderita GERD antara lain makanan berlemak, pedas, asam, cokelat, kafein, dan minuman beralkohol.
3. Apakah stres dapat memicu GERD?
Ya, stres dapat memperburuk gejala GERD. Mengelola stres dengan baik dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas gejala GERD.


