CRT: Bantu Jantung Berdetak Lebih Baik!
Cardiac resynchronization therapy (CRT) adalah pilihan pengobatan yang efektif untuk pasien gagal jantung dengan disinkroni ventrikel.

Daftar Isi:
- Apa itu Terapi Resinkronisasi Kardiak (CRT)?
- Mengapa CRT Diperlukan?
- Siapa yang Membutuhkan CRT?
- Persiapan Sebelum Prosedur CRT
- Prosedur Pemasangan CRT
- Manfaat Terapi Resinkronisasi Kardiak (CRT)
- Risiko dan Komplikasi CRT
- Perawatan Setelah Pemasangan CRT
- Pertanyaan Umum Seputar CRT
- Kapan Harus ke Dokter?
- Kesimpulan
Terapi resinkronisasi kardiak atau cardiac resynchronization therapy (CRT) adalah prosedur medis yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja jantung pada pasien dengan gagal jantung. CRT menggunakan alat pacu jantung khusus untuk menyinkronkan kontraksi bilik (ventrikel) jantung kiri dan kanan. Ketidaksesuaian (dyssynchrony) ini sering terjadi pada pasien gagal jantung dan dapat memperburuk kondisi mereka.
Terapi ini telah terbukti efektif dalam memperbaiki gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan menurunkan risiko kematian pada pasien gagal jantung tertentu.
Yuk, bahas lebih lanjut mengenai CRT, termasuk prosedur, manfaat, risiko, dan persiapan yang perlu dilakukan.
Apa itu Terapi Resinkronisasi Kardiak (CRT)?
CRT adalah prosedur medis yang menggunakan alat elektronik kecil, mirip dengan alat pacu jantung, yang disebut biventricular pacemaker. Alat ini ditanamkan di dada untuk membantu menyinkronkan detak jantung pada pasien dengan gagal jantung yang mengalami disinkroni ventrikel. Disinkroni ventrikel terjadi ketika bilik jantung tidak berkontraksi secara bersamaan, sehingga mengurangi efisiensi pemompaan darah.
CRT bekerja dengan mengirimkan impuls listrik kecil ke kedua ventrikel untuk mengoordinasikan kontraksi mereka. Hal ini memungkinkan jantung untuk memompa darah dengan lebih efisien ke seluruh tubuh.
Mau tahu apa saja obat untuk penyakit jantung? Baca di sini: Ini 5 Rekomendasi Obat Jantung yang Efektif di Apotek
Mengapa CRT Diperlukan?
Pada pasien dengan gagal jantung, jantung seringkali tidak dapat memompa darah dengan cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:
- Kerusakan otot jantung akibat serangan jantung.
- Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.
- Penyakit katup jantung.
- Kardiomiopati (penyakit otot jantung).
Disinkroni ventrikel dapat memperburuk kondisi gagal jantung. CRT membantu mengatasi masalah ini dengan menyinkronkan kontraksi ventrikel, sehingga meningkatkan efisiensi pemompaan darah dan mengurangi gejala gagal jantung.
Siapa yang Membutuhkan CRT?
Tidak semua pasien gagal jantung memerlukan CRT. Terapi ini biasanya direkomendasikan untuk pasien yang memenuhi kriteria berikut:
- Gagal jantung dengan gejala sedang hingga berat (kelas fungsional II-IV berdasarkan klasifikasi NYHA).
- Fraksi ejeksi ventrikel kiri (LVEF) ≤ 35%.
- Blok cabang berkas kiri (LBBB) dengan durasi QRS ≥ 130 ms pada EKG.
- Telah mendapatkan terapi medis optimal untuk gagal jantung, tetapi gejalanya masih belum terkontrol.
Dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk menentukan apakah CRT merupakan pilihan yang tepat untuk setiap pasien.
Apa saja tindakan yang dilakukan untuk mengatasi gagal jantung? Baca di sini: Prosedur Medis untuk Pengobatan Gagal Jantung
Persiapan Sebelum Prosedur CRT
Sebelum menjalani prosedur CRT, pasien akan menjalani serangkaian pemeriksaan untuk memastikan bahwa mereka memenuhi syarat dan aman untuk menjalani operasi. Pemeriksaan ini mungkin meliputi:
- Elektrokardiogram (EKG).
- Ekokardiogram.
- Rontgen dada.
- Tes darah.
Pasien juga perlu memberi tahu dokter tentang semua obat-obatan yang mereka konsumsi, termasuk suplemen herbal dan obat-obatan bebas. Dokter mungkin akan meminta pasien untuk menghentikan konsumsi obat-obatan tertentu sebelum prosedur.
Beberapa hari sebelum prosedur, pasien mungkin perlu menjalani puasa. Dokter akan memberikan instruksi yang jelas mengenai persiapan yang perlu dilakukan.
Prosedur Pemasangan CRT
Pemasangan CRT biasanya dilakukan dengan anestesi lokal dan sedasi ringan. Prosedur ini melibatkan penyisipan elektroda (kabel kecil) melalui pembuluh darah di lengan atau kaki menuju jantung. Elektroda ditempatkan di ventrikel kanan dan ventrikel kiri, serta atrium kanan. Posisi elektroda dipandu dengan bantuan fluoroskopi (rontgen).
Setelah elektroda terpasang dengan benar, elektroda dihubungkan ke alat pacu jantung yang ditanamkan di bawah kulit di dekat tulang selangka. Prosedur ini biasanya memakan waktu beberapa jam. Setelah prosedur selesai, pasien akan diobservasi di rumah sakit selama beberapa hari.
Manfaat Terapi Resinkronisasi Kardiak (CRT)
CRT telah terbukti memberikan banyak manfaat bagi pasien dengan gagal jantung, termasuk:
- Peningkatan efisiensi kerja jantung.
- Pengurangan gejala gagal jantung, seperti sesak napas, kelelahan, dan pembengkakan kaki.
- Peningkatan kualitas hidup.
- Penurunan risiko rawat inap akibat gagal jantung.
- Penurunan risiko kematian akibat gagal jantung.
Menurut studi, CRT secara signifikan mengurangi risiko kematian dan rawat inap pada pasien gagal jantung dengan disinkroni ventrikel.
Pernah mengalami gagal jantung? Terapkan pola hidup sehat ini: Pola Hidup Sehat yang Perlu Diterapkan saat Mengalami Gagal Jantung
Risiko dan Komplikasi CRT
Seperti semua prosedur medis, CRT memiliki risiko dan komplikasi potensial, meskipun jarang terjadi. Risiko dan komplikasi ini meliputi:
- Infeksi di lokasi pemasangan alat.
- Perdarahan atau memar di lokasi pemasangan alat.
- Kerusakan pembuluh darah atau saraf.
- Pneumotoraks (paru-paru kolaps).
- Dislokasi elektroda.
- Reaksi alergi terhadap obat anestesi atau kontras.
Dokter akan mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan risiko komplikasi. Pasien juga perlu melaporkan segera setiap gejala yang tidak biasa setelah prosedur.
Perawatan Setelah Pemasangan CRT
Setelah pemasangan CRT, pasien perlu menjalani pemeriksaan rutin untuk memastikan bahwa alat berfungsi dengan baik. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan setiap 3-6 bulan.
Pasien juga perlu mengikuti gaya hidup sehat, termasuk:
- Mengonsumsi makanan sehat rendah garam dan lemak.
- Berolahraga secara teratur sesuai dengan rekomendasi dokter.
- Berhenti merokok.
- Mengelola stres.
- Minum obat sesuai dengan resep dokter.
Pasien juga perlu menghindari paparan medan magnet yang kuat, seperti mesin MRI atau alat keamanan bandara. Dokter akan memberikan informasi lebih lanjut mengenai tindakan pencegahan yang perlu diambil.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala berikut setelah pemasangan CRT:
- Demam atau menggigil.
- Kemerahan, bengkak, atau nyeri di lokasi pemasangan alat.
- Sesak napas yang memburuk.
- Pusing atau pingsan.
- Detak jantung yang tidak teratur.
Kesimpulan
Terapi Resinkronisasi Kardiak (CRT) adalah pilihan pengobatan yang efektif untuk pasien gagal jantung dengan disinkroni ventrikel. CRT dapat membantu memperbaiki gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan menurunkan risiko kematian.
Jika kamu atau anggota keluarga ada yang mengidap gagal jantung, konsultasikan dengan dokter jantung di Halodoc untuk mengetahui apakah CRT merupakan pilihan yang tepat.
Dapatkan juga obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc. Produknya 100% asli (original) dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.
Referensi:
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2025. Cardiac Resynchronization Therapy.
American Heart Association. Diakses pada 2025. Cardiac Resynchronization Therapy.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Cardiac resynchronization therapy
Pertanyaan Umum Seputar CRT
1. Apakah CRT dapat menyembuhkan gagal jantung?
CRT tidak menyembuhkan gagal jantung, tetapi dapat membantu memperbaiki gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan memperpanjang usia pasien.
2. Apakah CRT aman?
CRT umumnya aman, tetapi seperti semua prosedur medis, ada risiko komplikasi potensial. Dokter akan mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan risiko ini.
3. Berapa lama alat CRT bertahan?
Baterai alat CRT biasanya bertahan antara 5-7 tahun. Setelah baterai habis, alat perlu diganti.


