Ini Tanda Kanker Ovarium yang Harus Diketahui Wanita
Deteksi dini adalah kunci keberhasilan pengobatan gejala kanker ovarium.

DAFTAR ISI
- Apa Itu Kanker Ovarium?
- Gejala Awal Kanker Ovarium yang Sering Terabaikan
- Gejala Lanjut Kanker Ovarium
- Faktor Risiko Kanker Ovarium
- Bagaimana Kanker Ovarium Didiagnosis?
- Stadium Kanker Ovarium
- Opsi Pengobatan Kanker Ovarium
- Langkah Pencegahan Kanker Ovarium
- Komplikasi Kanker Ovarium yang Mungkin Terjadi
- Kapan Harus ke Dokter?
Kanker ovarium seringkali menjadi ancaman tersembunyi bagi wanita. Gejala awal kanker ovarium bisa sangat halus dan mudah disalahartikan sebagai masalah kesehatan lain.
Padahal, deteksi dini adalah kunci keberhasilan pengobatan.
Simak bahasan mendalam terkait gejala kanker ovarium, faktor risiko, cara diagnosis, hingga pilihan pengobatan yang tersedia.
Dengan memahami informasi ini, diharapkan wanita dapat lebih waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Apa Itu Kanker Ovarium?
Kanker ovarium adalah pertumbuhan sel abnormal yang terjadi di ovarium, yaitu organ reproduksi wanita yang menghasilkan sel telur. Kanker ini bisa menyebar ke organ lain di panggul dan perut.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kanker ovarium merupakan salah satu jenis kanker yang paling sering menyerang wanita.
Gejala Awal Kanker Ovarium yang Sering Terabaikan
Gejala awal kanker ovarium seringkali tidak spesifik dan mudah diabaikan. Berikut adalah beberapa gejala awal yang perlu diwaspadai:
- Perut kembung berkepanjangan: Perut terasa penuh dan tidak nyaman, bahkan setelah makan sedikit.
- Nyeri panggul: Rasa sakit atau tekanan di area panggul.
- Sulit makan atau merasa cepat kenyang: Nafsu makan berkurang dan merasa kenyang lebih cepat dari biasanya.
- Sering buang air kecil: Dorongan untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya.
Gejala-gejala ini mungkin disebabkan oleh kondisi lain yang tidak berbahaya, tetapi penting untuk memeriksakannya ke dokter jika terjadi secara terus-menerus dan tidak membaik.
Mengalami masalah selama menstruasi? Saatnya Konsultasi ke Dokter Spesialis Obgyn di Halodoc berikut ini.
Gejala Lanjut Kanker Ovarium
Jika kanker ovarium sudah berkembang lebih lanjut, gejala yang muncul bisa lebih jelas dan mengganggu.
Beberapa gejala lanjut kanker ovarium meliputi:
- Kelelahan ekstrem: Merasa sangat lelah dan lemah tanpa alasan yang jelas.
- Sakit punggung: Nyeri di punggung bagian bawah yang tidak kunjung hilang.
- Nyeri saat berhubungan seksual: Rasa sakit atau tidak nyaman saat berhubungan intim.
- Konstipasi atau diare: Perubahan kebiasaan buang air besar yang tidak normal.
- Perubahan siklus menstruasi: Menstruasi menjadi tidak teratur atau lebih berat dari biasanya.
- Penurunan berat badan tanpa sebab: Berat badan menurun drastis tanpa melakukan diet atau olahraga.
- Pembengkakan perut: Perut membesar akibat penumpukan cairan (asites).
- Sesak napas: Kesulitan bernapas akibat penekanan pada paru-paru.
Penting untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala-gejala ini.
Faktor Risiko Kanker Ovarium
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seorang wanita terkena kanker ovarium, antara lain:
- Usia: Risiko meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah menopause.
- Riwayat keluarga: Memiliki anggota keluarga yang menderita kanker ovarium, kanker payudara, atau kanker usus besar.
- Mutasi genetik: Memiliki mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2.
- Riwayat reproduksi: Tidak pernah hamil atau memiliki anak pertama setelah usia 35 tahun.
- Terapi hormon: Penggunaan terapi hormon setelah menopause.
- Obesitas: Memiliki berat badan berlebih atau obesitas.
Meski memiliki faktor risiko, tidak berarti pasti akan terkena kanker ovarium. Namun, penting untuk mengetahui risiko dan melakukan pemeriksaan rutin.
Apakah Siklus Menstruasi Tidak Teratur? Saatnya Konsultasi ke Dokter Ini untuk tahu penanganan yang tepat.
Bagaimana Kanker Ovarium Didiagnosis?
Diagnosis kanker ovarium melibatkan beberapa prosedur, termasuk:
- Pemeriksaan panggul: Dokter akan memeriksa organ reproduksi secara manual.
- Tes darah: Untuk mengukur kadar CA-125, protein yang sering meningkat pada wanita dengan kanker ovarium. Namun, kadar CA-125 juga bisa meningkat pada kondisi lain.
- USG transvaginal: Menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar ovarium dan organ panggul lainnya.
- Biopsi: Pengambilan sampel jaringan ovarium untuk diperiksa di laboratorium. Biopsi adalah cara pasti untuk mendiagnosis kanker ovarium.
- CT scan atau MRI: Untuk melihat apakah kanker telah menyebar ke organ lain.
Stadium Kanker Ovarium
Stadium kanker ovarium menunjukkan seberapa jauh kanker telah menyebar.
Stadium kanker ovarium berkisar dari stadium I (kanker terbatas pada ovarium) hingga stadium IV (kanker telah menyebar ke organ yang jauh).
Stadium kanker akan membantu menentukan pilihan pengobatan yang paling tepat.
Opsi Pengobatan Kanker Ovarium
Pengobatan kanker ovarium tergantung pada stadium kanker, jenis kanker, dan kondisi kesehatan pasien.
Beberapa pilihan pengobatan yang umum meliputi:
- Operasi: Pengangkatan ovarium, tuba falopi, dan rahim (histerektomi).
- Kemoterapi: Penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel kanker.
- Terapi target: Penggunaan obat-obatan yang menargetkan molekul tertentu pada sel kanker.
- Terapi hormon: Penggunaan hormon untuk menghambat pertumbuhan sel kanker.
- Imunoterapi: Penggunaan obat-obatan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan kanker.
Menurut WHO, kombinasi operasi dan kemoterapi seringkali menjadi pilihan pengobatan utama untuk kanker ovarium.
Ini yang perlu kamu pahami tentang Polip Rahim – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya.
Langkah Pencegahan Kanker Ovarium
Meski tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker ovarium, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko:
- Konsultasi genetik: Jika memiliki riwayat keluarga kanker ovarium atau kanker payudara, pertimbangkan untuk melakukan konsultasi genetik.
- Pil kontrasepsi: Penggunaan pil kontrasepsi oral dapat menurunkan risiko kanker ovarium.
- Kehamilan dan menyusui: Hamil dan menyusui dapat memberikan efek perlindungan terhadap kanker ovarium.
- Pola hidup sehat: Menjaga berat badan ideal, berolahraga secara teratur, dan mengonsumsi makanan sehat.
- Operasi pengangkatan ovarium dan tuba falopi: Pada wanita dengan risiko tinggi kanker ovarium, operasi pengangkatan ovarium dan tuba falopi (salpingo-ooforektomi profilaksis) dapat dipertimbangkan.
Komplikasi Kanker Ovarium yang Mungkin Terjadi
Kanker ovarium dan pengobatannya dapat menyebabkan berbagai komplikasi, antara lain:
- Asites: Penumpukan cairan di perut.
- Obstruksi usus: Penyumbatan usus akibat pertumbuhan kanker.
- Efek samping kemoterapi: Mual, muntah, rambut rontok, dan kelelahan.
- Infertilitas: Ketidakmampuan untuk hamil.
- Osteoporosis: Penurunan kepadatan tulang akibat pengobatan.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala-gejala kanker ovarium yang telah disebutkan di atas, terutama jika gejala tersebut berlangsung terus-menerus dan tidak membaik dengan pengobatan biasa.
Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat meningkatkan peluang kesembuhan.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan dan kebidanan jika memiliki kekhawatiran atau pertanyaan mengenai kesehatan reproduksi dengan cara klik banner di bawah ini!



