Advertisement

Jarang Disadari, Ini Perbedaan Sakit Maag dan GERD

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   11 Desember 2025

Meski sama-sama terkait dengan cairan asam di lambung, GERD dan sakit maag adalah kondisi yang berbeda. 

Jarang Disadari, Ini Perbedaan Sakit Maag dan GERDJarang Disadari, Ini Perbedaan Sakit Maag dan GERD

DAFTAR ISI


Sakit maag dan GERD (gastroesophageal reflux disease) sering dikira sebagai penyakit yang sama. Padahal, arti keduanya berbeda, lho. Apa yang menjadi perbedaan sakit maag dan GERD? 

Keduanya memang sama-sama terkait dengan cairan asam di lambung, tetapi ternyata punya makna yang berbeda. Yuk simak perbedaan gerd dan maag. 

Perbedaan Gerd dan Maag

GERD merupakan kondisi ketika otot sfingter esofagus bagian bawah melemah, sehingga membuat sakit maag naik ke kerongkongan. Otot tersebut berfungsi untuk memisahkan lambung dan kerongkongan.

Lalu, apa itu GERD? GERD adalah bentuk kronis dari refluks asam. Refluks asam juga disebut GERD jika sudah menyebabkan peradangan di kerongkongan. 

Perbedaan GERD dan maag juga bisa terlihat dari gejalanya. Refluks asam dapat menyebabkan gejala berupa heartburn atau sensasi terbakar di dada, dengan gejala lain, seperti:

  • Batuk.
  • Sakit tenggorokan.
  • Rasa pahit di belakang tenggorokan.
  • Rasa asam di mulut.

Sementara itu, gejala GERD bisa lebih parah lagi, seperti:

  • Bau mulut.
  • Kerusakan email gigi karena asam berlebih.
  • Maag.
  • Regurgitasi (sensasi seperti isi perut kembali ke tenggorokan atau mulut).
  • Nyeri dada.
  • Batuk kering terus-menerus.
  • Asma.
  • Kesulitan menelan.

Kebanyakan orang dapat mengalami refluks asam secara intermiten, terkait dengan sesuatu yang dikonsumsi atau kebiasaan seperti berbaring segera setelah makan. 

Nah, Ini Penyebab Sakit Maag Pengidap GERD Naik

GERD adalah kondisi kronis di mana dokter akan mulai mengamati kebiasaan jangka panjang yang dimiliki. Selain itu juga memeriksa anatomi tubuh yang diduga dapat menyebabkan GERD. 

Secara umum, beberapa penyebab terjadinya GERD adalah:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Hernia hiatus.
  • Merokok.
  • Mengkonsumsi alkohol.
  • Kehamilan.
  • Minum obat-obatan tertentu, seperti antihistamin, penghambat saluran kalsium, obat pereda nyeri, obat penenang, dan antidepresan.

Cara Mengatasi Sakit Maag dan GERD

Menurut studi pada 2018 di jurnal Missouri Medicine, jika tidak diobati, GERD dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius. Termasuk esofagitis dan kerongkongan Barrett (Barrett’s esophagus). 

Esofagitis parah dapat menyebabkan perdarahan gastrointestinal, hingga ulserasi dan penyempitan kerongkongan.

Jadi, selain mengetahui perbedaan sakit maag dan GERD, penting juga untuk mengetahui bagaimana cara mengatasinya, berikut ini:

  • Hindari makanan pemicu. 

Makanan tertentu dapat meningkatkan jumlah asam di perut, yang dapat menyebabkan gejala refluks sakit maag. Beberapa makanan yang dimaksud adalah:

  • Minuman beralkohol.
  • Cokelat.
  • Kopi.
  • Makanan berminyak dan asin.
  • Makanan tinggi lemak.
  • Permen.
  • Makanan pedas.
  • Tomat dan produk tomat.
  • Lakukan Perubahan Gaya Hidup

Perubahan gaya hidup yang bisa dilakukan jika mengalami sakit maag dan GERD adalah:

  • Menghindari rokok.
  • Tidak memakai pakaian yang ketat.
  • Makan sedikit tapi sering.
  • Duduk tegak setidaknya selama 3 jam setelah makan.
  • Turunkan berat badan dengan diet sehat dan olahraga rutin.
  • Minum Obat OTC

Jika gejala sakit maag dan GERD menyerang di saat yang tidak tepat, minumlah obat OTC yang mengandung:

  • Antasida.
  • Penghambat reseptor H2, seperti cimetidine (Tagamet HB) atau famotidine (Pepcid AC).

Siapa yang Lebih Berisiko Mengalami Maag atau GERD?

Beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi mengalami sakit maag maupun GERD karena faktor gaya hidup, kondisi kesehatan, serta kebiasaan sehari-hari.

Berikut faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya GERD?

  • Pola makan tidak teratur. 
  • Stres atau kecemasan berlebih. 
  • Obesitas atau kelebihan berat badan. 
  • Kehamilan
  • Kebiasaan merokok. 
  • Konsumsi alkohol dan kafein. 
  • Penggunaan obat tertentu. 
  • Faktor usia. 
  • Riwayat penyakit pencernaan. 

Kapan Harus ke Dokter?

Ada beberapa kondisi yang tidak boleh diabaikan. Segera temui dokter jika mengalami gejala berikut:

  • Nyeri dada atau ulu hati yang berat.
  • Muntah terus-menerus atau muntah darah.
  • Penurunan berat badan drastis tanpa sebab.
  • Sulit menelan atau terasa tersangkut di tenggorokan.
  • Gejala yang tidak membaik setelah perawatan mandiri.
  • Anemia atau gejala kekurangan darah (lemas, pucat, mudah lelah).

Mengetahui perbedaan GERD dan maag memang sering membingungkan karena gejalanya yang mirip. 

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai perbedaan GERD dan maag sebaiknya konsultasikan kondisi kamu dengan dokter spesialis penyakit dalam.

Tak perlu bingung cari obat, kamu bisa dapatkan di apotek 24 jam terdekat dari rumah, karena ada Apotek Online Halodoc.

Obat dan produk kesehatan di Toko Kesehatan Halodoc dijamin 100% asli dan tepercaya. Produk dikirim dari apotek terdekat dari rumahmu, diantar dalam waktu 1 jam.

Segera download Halodoc untuk pengalaman belanja obat online dengan praktis!

Referensi:
American College of Gastroenterology. Diakses pada 2025. Acid Reflux.
Missouri Medicine. Diakses pada 2025. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).
Healthline. Diakses pada 2025. What Are the Differences Between Heartburn, Acid Reflux, and GERD?
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Acid reflux and GERD: The same thing?