Advertisement

Persistensi Gigi: Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   27 Agustus 2025

Kondisi ketika gigi susu tidak tanggal sesuai jadwal normalnya meski gigi permanen sudah mulai tumbuh disebut persistensi gigi.

Persistensi Gigi: Ini Penyebab dan Cara MengatasinyaPersistensi Gigi: Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

DAFTAR ISI

  1. Apa Itu Persistensi Gigi?
  2. Gejala Persistensi Gigi
  3. Penyebab Persistensi Gigi
  4. Diagnosis Persistensi Gigi
  5. Cara Mengatasi Persistensi Gigi
  6. Komplikasi Persistensi Gigi
  7. Pencegahan Persistensi Gigi
  8. Kapan Harus ke Dokter?

Persistensi gigi adalah kondisi ketika gigi susu tidak tanggal sesuai jadwal normalnya, meskipun gigi permanen sudah mulai tumbuh.

Kondisi ini umum terjadi pada anak-anak dan dapat memengaruhi susunan gigi permanen.

Simak definisi, penyebab, gejala, cara mengatasi, serta pencegahan persistensi gigi.

Apa Itu Persistensi Gigi?

Persistensi gigi adalah kondisi di mana gigi susu (gigi desidui) tetap berada di dalam mulut meskipun seharusnya sudah tanggal dan digantikan oleh gigi permanen.

Normalnya, gigi susu mulai tanggal pada usia sekitar 6 tahun dan proses ini berlanjut hingga usia 12 atau 13 tahun.

Jika gigi susu masih belum tanggal setelah usia tersebut, kondisi ini disebut persistensi gigi.

Kondisi ini dapat terjadi pada satu atau beberapa gigi susu. Dalam beberapa kasus, gigi permanen pengganti mungkin tidak ada atau mengalami gangguan pertumbuhan.

Persistensi gigi dapat menyebabkan masalah ortodonti, seperti gigi berjejal atau maloklusi (susunan gigi yang tidak normal).

Nah, berikut ini Daftar Dokter Gigi yang Bisa Bantu Atasi Gangguan Kesehatan Mulut.

Gejala Persistensi Gigi

Gejala utama persistensi gigi adalah gigi susu yang tidak tanggal meskipun gigi permanen sudah tumbuh atau mulai muncul di belakangnya.

Gejala lain yang mungkin menyertai kondisi ini meliputi:

  • Gigi permanen tumbuh tidak pada tempatnya.
  • Gigi berjejal atau tumpang tindih.
  • Nyeri atau ketidaknyamanan saat mengunyah.
  • Kesulitan dalam menggigit atau mengunyah makanan.
  • Perubahan pada pola bicara.

Penyebab Persistensi Gigi

Beberapa faktor dapat menyebabkan persistensi gigi, di antaranya:

  • Tidak adanya gigi permanen pengganti (agenesis gigi): Jika gigi permanen tidak ada, gigi susu tidak mendapatkan rangsangan untuk tanggal.
  • Ankilosis gigi susu: Kondisi ketika akar gigi susu menyatu dengan tulang rahang, sehingga menghalangi proses tanggalnya gigi.
  • Posisi gigi permanen yang tidak normal: Jika gigi permanen tumbuh tidak pada jalur yang seharusnya, gigi susu mungkin tidak tanggal.
  • Faktor genetik: Riwayat keluarga dengan persistensi gigi dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini.
  • Trauma pada gigi: Cedera pada gigi susu dapat memengaruhi proses tanggalnya.

Kamu juga perlu memahami kondisi Mulut dan Gigi – Informasi Kesehatan dan Perawatannya agar selalu terjaga baik.

Diagnosis Persistensi Gigi

Diagnosis persistensi gigi biasanya dilakukan oleh dokter gigi melalui pemeriksaan klinis dan radiografi (rontgen gigi).

Pemeriksaan rontgen gigi membantu untuk:

  • Memastikan ada atau tidaknya gigi permanen pengganti.
  • Menentukan posisi gigi permanen.
  • Mengevaluasi kondisi akar gigi susu.
  • Mendeteksi adanya ankilosis.

Cara Mengatasi Persistensi Gigi

Penanganan persistensi gigi tergantung pada penyebab dan dampaknya terhadap susunan gigi permanen.

Beberapa pilihan penanganan meliputi:

  • Pencabutan gigi susu: Jika gigi permanen sudah tumbuh dan gigi susu menghalangi pertumbuhannya, pencabutan gigi susu mungkin diperlukan.
  • Observasi: Jika gigi permanen belum tumbuh dan posisinya normal, dokter gigi mungkin akan merekomendasikan untuk memantau kondisi gigi susu secara berkala.
  • Perawatan ortodonti: Jika persistensi gigi menyebabkan masalah ortodonti seperti gigi berjejal atau maloklusi, perawatan ortodonti (kawat gigi) mungkin diperlukan untuk memperbaiki susunan gigi.
  • Operasi: Dalam kasus yang jarang terjadi, operasi mungkin diperlukan untuk mengangkat gigi susu yang mengalami ankilosis atau untuk membantu gigi permanen tumbuh pada posisi yang tepat.

Komplikasi Persistensi Gigi

Jika tidak ditangani, persistensi gigi dapat menyebabkan beberapa komplikasi, termasuk:

  • Maloklusi: Susunan gigi yang tidak normal.
  • Gigi berjejal: Gigi tumbuh terlalu rapat sehingga tidak cukup ruang.
  • Masalah pada gigi permanen: Persistensi gigi dapat memengaruhi pertumbuhan dan posisi gigi permanen.
  • Masalah kebersihan mulut: Gigi berjejal sulit dibersihkan, meningkatkan risiko gigi berlubang dan penyakit gusi.
  • Gangguan bicara: Susunan gigi yang tidak normal dapat memengaruhi kemampuan bicara.

Pencegahan Persistensi Gigi

Meskipun tidak semua kasus persistensi gigi dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya kondisi ini:

  • Perawatan gigi yang baik: Sikat gigi secara teratur dan gunakan benang gigi untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi.
  • Kunjungan rutin ke dokter gigi: Periksakan gigi secara rutin untuk mendeteksi masalah gigi sejak dini.
  • Hindari kebiasaan buruk: Hindari kebiasaan seperti mengisap jempol atau menggunakan dot dalam jangka waktu lama, karena dapat memengaruhi pertumbuhan gigi.

Kapan Harus ke Dokter?

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter gigi jika:

  • Gigi susu anak belum tanggal setelah usia 6-7 tahun.
  • Gigi permanen sudah mulai tumbuh tetapi gigi susu masih belum tanggal.
  • Terdapat tanda-tanda masalah ortodonti seperti gigi berjejal atau maloklusi.
  • Anak mengalami nyeri atau kesulitan saat mengunyah.

Persistensi gigi adalah kondisi umum yang dapat memengaruhi susunan gigi permanen.

Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi dan memastikan pertumbuhan gigi permanen yang sehat.

Jika kamu memiliki kekhawatiran tentang persistensi gigi, segera konsultasikan dengan dokter gigi di Halodoc untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang sesuai.

Caranya mudah, kamu hanya perlu klik banner di bawah ini!

Referensi:
Journal of Clinical Pediatric Dentistry. Diakses pada 2025. Assessment of permanent teeth development in children with multiple persistent primary teeth.
Monarch Initiative. Diakses pada 2025. Persistence of primary teeth.

FAQ

1. Apakah persistensi gigi selalu memerlukan pencabutan?

Tidak selalu. Dokter gigi akan mengevaluasi kondisi gigi dan menentukan penanganan yang paling tepat.

2. Apakah persistensi gigi dapat memengaruhi gigi permanen?

Ya, persistensi gigi dapat memengaruhi posisi dan pertumbuhan gigi permanen.

3. Apakah perawatan ortodonti selalu diperlukan pada kasus persistensi gigi?

Tidak selalu. Perawatan ortodonti mungkin diperlukan jika persistensi gigi menyebabkan masalah ortodonti.