
DAFTAR ISI
- Apa Itu Kolera?
- Penyebab Penyakit Kolera
- Faktor Risiko Penyakit Kolera
- Gejala Kolera
- Diagnosis Kolera
- Pengobatan Penyakit Kolera
- Komplikasi Penyakit Kolera
- Pencegahan Kolera
- Vaksin Kolera
- Kesimpulan
- FAQ
Apa Itu Kolera?
Kolera adalah penyakit diare akut yang disebabkan oleh infeksi bakteri Vibrio cholerae pada usus. Infeksi ini menyebabkan dehidrasi parah dan dapat berakibat fatal jika tidak segera diobati.
Penyakit ini biasanya menyebar melalui air atau makanan yang terkontaminasi feses dari orang yang terinfeksi. Kolera masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di banyak negara berkembang, terutama di daerah dengan sanitasi yang buruk.
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahunnya diperkirakan ada 1,3 juta hingga 4 juta kasus kolera di seluruh dunia, dengan angka kematian mencapai 21.000 hingga 143.000 jiwa.
Penyebab Penyakit Kolera
Kolera disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae. Bakteri ini menghasilkan racun yang mengganggu fungsi normal dinding usus, menyebabkan tubuh mengeluarkan sejumlah besar air dan elektrolit.
Penyebab utama penularan kolera meliputi:
- Air yang terkontaminasi: Sumber air minum yang tercemar oleh feses penderita kolera.
- Makanan laut mentah atau kurang matang: Terutama kerang dan tiram yang berasal dari perairan yang terkontaminasi.
- Sanitasi yang buruk: Kondisi lingkungan yang tidak bersih, kurangnya fasilitas sanitasi yang memadai, dan praktik kebersihan yang buruk.
Faktor risiko lain termasuk kurangnya asam lambung, yang memungkinkan bakteri Vibrio cholerae bertahan hidup dan berkembang biak di saluran pencernaan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terus berupaya meningkatkan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak untuk mencegah penyebaran kolera.
Faktor Risiko Penyakit Kolera
Setiap orang rentan terkena kolera, kecuali bayi yang mendapatkan kekebalan dari ibu menyusui yang sebelumnya pernah mengidap kolera.
Namun, faktor-faktor tertentu dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap penyakit atau lebih cenderung memiliki tanda dan gejala yang parah.
Faktor risiko kolera meliputi:
- Kondisi sanitasi yang buruk. Kolera lebih mungkin berkembang dalam situasi di mana lingkungan sanitasi (termasuk pasokan air yang aman) sulit dipertahankan. Kondisi seperti itu biasa terjadi di daerah pengungsian, negara-negara miskin, dan daerah yang dilanda kelaparan, perang, atau bencana alam.
- Asam lambung berkurang atau tidak ada. Bakteri kolera dapat bertahan hidup di lingkungan asam, dan asam lambung biasa sering berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi. Namun orang-orang dengan kadar asam lambung yang rendah (seperti anak-anak, orang dewasa yang lebih tua) tidak memiliki perlindungan ini. Sehingga mereka berisiko lebih besar terkena kolera.
- Paparan rumah tangga. Risiko kolera meningkat jika seseorang tinggal dengan seseorang yang memiliki penyakit ini.
- Memiliki golongan darah O. Orang dengan golongan darah O dua kali lebih mungkin terkena kolera dibandingkan dengan orang dengan golongan darah lain.
- Mengonsumsi kerang mentah atau setengah mentah. Meskipun negara-negara industri tidak lagi memiliki wabah kolera skala besar, tapi mengonsumsi kerang dari perairan yang tercemar sangat meningkatkan risiko.
Gejala Kolera
Kebanyakan pengidap kolera tidak menunjukkan gejala sama sekali atau gejala ringan hingga sedang. Gejala kolera mungkin dapat berupa:
Dehidrasi yang terkait dengan kolera seringkali parah dan dapat menyebabkan tanda dan gejala seperti:
- Kelelahan.
- Murung.
- Mata cekung.
- Mulut kering.
- Kulit keriput.
- Haus yang ekstrim.
- Jumlah urin berkurang.
- Detak jantung tidak teratur.
- Tekanan darah rendah.
Dehidrasi dapat menyebabkan hilangnya mineral dalam darah, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.
Gejala pertama dari ketidakseimbangan elektrolit adalah kram otot yang parah. Ketidak seimbangan elektrolit pada akhirnya dapat menyebabkan syok.
Sementara itu, anak-anak yang mengidap kolera biasanya memiliki gejala yang sama dengan orang dewasa. Anak-anak juga mungkin mengalami:
- Mengantuk parah
- Demam
- Kejang
- Koma
Cari tahu juga Berapa Lama hingga Muncul Gejala Kolera setelah Terinfeksi?
Diagnosis Kolera
Diagnosis kolera biasanya ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium. Dokter akan melakukan evaluasi terhadap:
- Riwayat kesehatan: Menanyakan tentang gejala yang dialami, riwayat perjalanan, dan kemungkinan paparan terhadap sumber infeksi.
- Pemeriksaan fisik: Mengevaluasi tanda-tanda dehidrasi, seperti turgor kulit yang buruk dan mata cekung.
- Pemeriksaan tinja: Mengidentifikasi keberadaan bakteri Vibrio cholerae dalam sampel tinja.
Penting untuk segera melakukan diagnosis yang tepat untuk memulai pengobatan dan mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.
Pengobatan Penyakit Kolera
Pengobatan kolera bertujuan untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang akibat diare dan muntah, serta memberantas infeksi bakteri.
Metode pengobatan utama meliputi:
- Rehidrasi oral: Pemberian cairan rehidrasi oral (oralit) untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang.
- Rehidrasi intravena: Pemberian cairan melalui infus untuk kasus dehidrasi berat.
- Antibiotik: Pemberian antibiotik seperti doksisiklin atau azitromisin dapat membantu memperpendek durasi penyakit dan mengurangi penyebaran bakteri.
- Zinc: Suplementasi zinc dapat membantu mengurangi keparahan dan durasi diare, terutama pada anak-anak.
Penting untuk mengikuti petunjuk dokter dan menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan antibiotik untuk memastikan infeksi bakteri telah teratasi sepenuhnya.
Kamu bisa cari tahu selengkapnya mengenai Manfaat dan Dosis Oralit pada Balita.
Komplikasi Penyakit Kolera
Kolera bisa menjadi kondisi yang fatal dalam waktu singkat. Dalam kasus yang paling parah, kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar secara cepat dapat menyebabkan kematian dalam beberapa jam.
Dalam situasi yang tidak terlalu ekstrem, orang yang tidak mendapatkan pengobatan segera dapat meninggal karena dehidrasi dan syok beberapa jam hingga beberapa hari, setelah gejala pertama kolera muncul.
Meskipun syok dan dehidrasi parah adalah komplikasi kolera yang paling buruk, masalah lain masih bisa terjadi. Misalnya:
- Gula darah rendah (hipoglikemia).
- Kadar kalium rendah.
- Gagal ginjal.
Pencegahan Kolera
Tindakan pencegahan kolera yang dapat diupayakan yaitu:
- Sering-sering mencuci tangan dengan sabun dan air. Terutama setelah menggunakan toilet sebelum memegang makanan. Jika tidak ada air, gunakan pembersih tangan berbasis alkohol.
- Minumlah air yang aman, misalnya air kemasan atau air yang direbus hingga mendidih.
- Hindari menambahkan es ke minuman kecuali kamu membuatnya sendiri menggunakan air matang.
- Konsumsi makanan yang benar-benar matang dan panas. Hindari membeli makanan yang terlihat tidak higienis.
- Pilih buah dan sayuran yang bisa dikupas sendiri. Misalnya pisang, jeruk, dan alpukat.
- Lakukan vaksin kolera, namun vaksin ini hanya tersedia di beberapa negara saja.
Vaksin Kolera
Vaksin kolera oral adalah alat penting dalam pencegahan dan pengendalian kolera, terutama selama wabah.
Vaksin ini bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi yang melindungi terhadap bakteri Vibrio cholerae.
WHO merekomendasikan penggunaan vaksin kolera oral dalam kombinasi dengan langkah-langkah pencegahan lainnya, seperti peningkatan sanitasi dan kebersihan air. Vaksin ini aman dan efektif, serta dapat memberikan perlindungan hingga beberapa tahun.
Kesimpulan
Kolera adalah penyakit infeksi usus yang dapat menyebabkan diare berat dan dehidrasi cepat, namun sebenarnya bisa dicegah dan ditangani dengan tepat.
Kunci utamanya adalah menjaga kebersihan makanan serta air minum, menerapkan sanitasi yang baik, dan segera mencari pertolongan medis saat muncul gejala.
Dengan penanganan cepat dan akses hidrasi yang memadai, risiko komplikasi maupun kematian akibat kolera dapat ditekan secara signifikan.
Jika kamu mencurigai adanya gejala kolera, segera lakukan konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc.
Kamu bisa beli obat online atau produk kesehatan lainnya dengan praktis dan mudah di Apotek Online Halodoc.
Toko Kesehatan Halodoc Produknya 100% asli dan tepercaya. Tanpa perlu antre, obat bisa diantar hanya dalam 1 jam langsung dari apotek terdekat dari lokasi kamu berada.
Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga dan dapatkan obat dari apotek 24 jam terdekat!
Diperbarui pada 2 Desember 2025.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Cholera.
WebMD. Diakses pada 2025. Cholera.
Healthline. Diakses pada 2025. Cholera.
FAQ
1. Bagaimana kolera menular?
Kolera menular melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi bakteri Vibrio cholerae.
2. Apa saja gejala kolera?
Gejala kolera meliputi diare berair, mual, muntah, dehidrasi, dan kram perut.
3. Bagaimana cara mencegah kolera?
Cara mencegah kolera meliputi menjaga kebersihan air dan sanitasi, mencuci tangan dengan sabun, memasak makanan hingga matang, dan mendapatkan vaksinasi kolera.
4. Apakah kolera bisa disembuhkan?
Ya, kolera bisa disembuhkan dengan rehidrasi dan pemberian antibiotik.


