halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Sindrom Stevens Johnson

REVIEWED_BY  dr. Rizal Fadli  
undefinedundefined

Sindrom Stevens Johnson adalah kelainan kulit dan selaput lendir yang langka dan serius. Biasanya merupakan reaksi terhadap obat-obatan tertentu. Gejala awalnya mirip dengan flu, dengan ruam dan melepuh menyakitkan yang menyebar. Kemudian lapisan atas kulit yang terkena mati, rontok dan mulai sembuh setelah beberapa hari.

Sindrom ini adalah keadaan darurat medis yang biasanya memerlukan rawat inap. Perawatan berfokus pada menghilangkan penyebabnya, merawat luka, mengendalikan rasa sakit dan meminimalkan komplikasi saat kulit tumbuh kembali. 

Umumnya perlu waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk pulih. Bentuk yang lebih parah dari kondisi ini bernama nekrolisis epidermal toksik.

Penyebab Sindrom Stevens Johnson

Sindrom ini paling sering terjadi akibat respons imun terhadap obat-obatan tertentu. Beberapa infeksi juga dapat jadi penyebab. Namun, dalam beberapa kasus, pemicunya tidak pernah teridentifikasi.

Meskipun lebih dari 100 obat telah dikaitkan dengan sindrom Stevens Johnson, umumnya obat tersebut termasuk dalam beberapa kategori. Sindrom ini berkembang dalam beberapa hari hingga 8 minggu setelah pertama kali minum obat baru.

Obat-obatan yang terkait dengan sindrom ini meliputi:

  • Antikonvulsan, seperti lamotrigin, karbamazepin, fenitoin, dan fenobarbiton.
  • Antibiotik, seperti penisilin, sefalosporin, kuinolon, dan minosiklin.
  • Obat antiinflamasi nonsteroid kelas oxicam.
  • Paracetamol.
  • Sulfonamid, termasuk kotrimoksazol dan sulfasalazine.
  • Allopurinol, untuk mengobati asam urat, batu ginjal, dan kondisi lainnya.
  • Nevirapine, obat untuk HIV.
  • Agen kontras untuk beberapa prosedur medis.

Selain karena obat-obatan, sindrom Stevens Johnson juga bisa terjadi karena infeksi. Ada dua kategori utama infeksi yang berhubungan dengan sindrom ini, yaitu infeksi virus dan bakteri. 

Infeksi virus yang terkait dengan sindrom ini meliputi:

  • Coxsackievirus
  • Sitomegalovirus
  • Virus Epstein-Barr
  • Hepatitis
  • Herpes
  • HIV
  • Influenza
  • Penyakit gondok
  • Radang paru-paru
  • Herpes zoster

Sementara itu, infeksi bakteri yang terkait dengan sindrom ini meliputi:

  • Brucellosis
  • Difteri
  • Mycoplasma pneumoniae
  • Tuberkulosis

Faktor Risiko Sindrom Stevens Johnson

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko terkena sindrom ini adalah:

  • Infeksi HIV. 
  • Sistem kekebalan yang melemah. Misalnya karena transplantasi organ, HIV/AIDS dan penyakit autoimun.
  • Kanker. Terutama kanker darah.
  • Pernah mengalami sindrom Stevens Johnson sebelumnya. 
  • Riwayat keluarga dengan sindrom ini.
  • Faktor genetik atau keturutan. Terutama jika kamu juga mengonsumsi obat untuk kejang, asam urat, atau penyakit mental.

Gejala Sindrom Stevens Johnson

Gejala sindrom Stevens Johnson meliputi:

  • Nyeri pada kulit.
  • Demam.
  • Pegal-pegal.
  • Ruam merah atau bercak merah pada kulit.
  • Batuk.
  • Lepuh dan luka pada kulit dan selaput lendir mulut, tenggorokan, mata, alat kelamin dan anus.
  • Kulit mengelupas.
  • Berliur (karena menutup mulut itu menyakitkan).
  • Mata tertutup rapat (karena lecet dan bengkak).
  • Buang air kecil yang menyakitkan (karena selaput lendir yang melepuh).

Diagnosis Sindrom Stevens Johnson

Tes dan prosedur yang dapat dokter gunakan untuk mendiagnosis sindrom Stevens Johnson meliputi:

  • Pemeriksaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Dokter seringkali dapat mengidentifikasi sindrom ini berdasarkan riwayat kesehatan, termasuk tinjauan obat-obatan saat ini dan yang baru dihentikan, dan pemeriksaan fisik.
  • Biopsi kulit. Untuk memastikan diagnosis, dan mengesampingkan kemungkinan penyebab lainnya, dokter akan mengambil sampel kulit untuk pemeriksaan di laboratorium.
  • Pemeriksaan kultur. Untuk menyingkirkan infeksi, dokter dapat mengambil sampel kulit, jaringan, atau cairan untuk pemeriksaan kultur di laboratorium.
  • Pemeriksaan pencitraan. Tergantung pada gejala, dokter mungkin meminta kamu menjalani pemeriksaan seperti rontgen dada, untuk mendeteksi pneumonia.
  • Tes darah. Ini digunakan untuk mengkonfirmasi infeksi atau kemungkinan penyebab lainnya.

Pengobatan Sindrom Stevens Johnson

Pengobatan untuk sindrom Stevens Johnson meliputi:

  • Menghentikan penggunaan obat-obatan yang menyebabkan masalah.
  • Mengganti elektrolit dengan cairan intravena (infus).
  • Menggunakan perban non-perekat pada kulit yang terkena.
  • Mengonsumsi makanan berkalori tinggi, mungkin dengan pemberian selang, untuk mempercepat penyembuhan.
  • Menggunakan antibiotik (bila perlu) untuk mencegah infeksi.
  • Pemberian obat pereda nyeri.
  • Perawatan intensif di rumah sakit. 
  • Perawatan dengan imunoglobulin intravena, siklosporin, steroid intravena, atau cangkok membran ketuban (untuk mata).

Komplikasi Sindrom Stevens Johnson

Bila tidak terobati, sindrom Stevens Johnson dapat menyebabkan komplikasi berupa:

  • Dehidrasi. Area di mana kulit kehilangan cairan dapat menyebabkan dehidrasi. Selain itu, jika ada luka di mulut dan tenggorokan bisa membuat asupan cairan menjadi sulit, dan mengakibatkan dehidrasi.
  • Infeksi darah (sepsis). Kondisi ini terjadi ketika bakteri dari infeksi memasuki aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Sepsis adalah kondisi yang berkembang pesat dan mengancam jiwa yang dapat menyebabkan syok dan kegagalan organ.
  • Masalah mata. Ruam pada kulit dapat menyebabkan radang mata, mata kering, dan sensitivitas cahaya. Dalam kasus yang parah, ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan kebutaan (pada kasus yang jarang).
  • Masalah pada paru-paru. Kondisi ini dapat menyebabkan situasi darurat, di mana paru-paru tidak bisa mendapatkan cukup oksigen ke dalam darah (gagal pernapasan akut).
  • Kerusakan kulit permanen. Ketika kulit tumbuh kembali, mungkin ada benjolan dan perubahan warna yang tidak biasa (dispigmentasi). Bisa juga muncul bekas luka. Masalah kulit yang berkepanjangan dapat menyebabkan rambut rontok, dan kuku jari tangan dan kaki mungkin tidak tumbuh seperti sebelumnya.

Pencegahan Sindrom Stevens Johnson

Sindrom ini sulit untuk dicegah. Dalam banyak kasus, kondisi ini terjadi akibat obat-obatan, yang baru bisa kamu ketahui efeknya setelah meminumnya. Namun, kamu bisa mencegah kekambuhan kondisi ini dengan mencatat obat yang pernah memicu gejala. 

Lalu, di kemudian hari, jangan gunakan obat tersebut. Selain itu, hindari juga untuk mengonsumsi obat-obatan sembarangan, terutama obat yang perlu resep dokter.

Kapan Harus ke Dokter?

Karena sindrom ini merupakan kondisi darurat medis, penting untuk segera mencari pengobatan medis jika mengalami gejalanya. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai kondisi ini, download Halodoc saja untuk bertanya pada dokter melalui chat.

Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Stevens Johnson Syndrome.
Healthline. Diakses pada 2023. Stevens Johnson Syndrome Overview.
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Stevens Johnson Syndrome.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp