Halodoc, Jakarta – Anak-anak mungkin bertanya dan merasa bingung, kenapa selama bulan puasa kita harus menahan lapar dan haus. Tentu, ini bisa menjadi momentum dan kesempatan orangtua untuk mengenalkan konsep berpuasa pada Si Kecil. Tidak hanya itu, ayah dan ibu juga bisa mulai mengajak anak untuk ikut menjalani ibadah ini. 

Faktanya, puasa bisa memberi banyak manfaat bagi anak, termasuk manfaat kesehatan fisik dan membantu membentuk karakter Si Kecil. Namun ingat, meskipun puasa baik untuk anak, ayah dan ibu harus tahu cara tepat untuk mengajarkannya. Kalau sampai salah, bisa-bisa Si Kecil justru menjadi merasa terbebani dan terpaksa menjalani puasa. Lantas, bagaimana caranya? 

Mengajarkan Puasa pada Anak dengan Tepat 

Puasa bagi anak adalah hal yang baru. Niat baik ayah dan ibu untuk mengajarkan puasa pada anak sebaiknya dilakukan dengan cara yang tepat. Jadi, Si Kecil memahami maknanya dengan baik dan dengan senang hati mau ikut melakukannya. Manfaat kesehatan dari ibadah yang satu ini juga bisa didapatkan secara maksimal. 

Mengajarkan puasa pada anak adalah hal yang susah-susah gampang dilakukan. Ibu dan ayah harus ekstra sabar dalam mengenalkan konsep berpuasa pada Si Kecil. Bisa dimulai dengan memberi tahu bahwa puasa diartikan sebagai aktivitas menahan diri dari lapar dan haus, sehingga tidak boleh makan dalam jangka waktu tertentu. 

Tidak hanya itu, sampaikan juga bahwa Si Kecil harus bisa menahan amarah saat puasa, serta nilai-nilai baik lainnya, seperti tidak boleh berbohong atau malas-malasan karena merasa lapar dan haus. Jika anak mulai rewel dan meminta untuk membatalkan puasanya, coba beri pengertian bahwa hal itu hanya akan membuat apa yang sudah dilakukan sejak awal menjadi sia-sia. 

Cara lainnya adalah dengan memberi motivasi pada anak, sesekali beri reward dengan memasak makanan favoritnya sebagai menu berbuka puasa. Dengan begitu, anak akan menjadi lebih bersemangat dalam menjalani puasa. Ayah dan ibu juga harus menjadi contoh dan ikutlah berpuasa bersama anak. Jangan hanya menuntut anak berpuasa tanpa memberi alasan yang jelas dan tidak mencontohkan. 

Namun ingat, jangan memaksa anak. Kenalkan konsep berpuasa secara perlahan dan jangan langsung meminta anak untuk puasa penuh. Pada awal-awal, ibu bisa mencoba mengajarkan anak untuk berpuasa setengah hari atau sekitar 6–8 jam. Nanti secara perlahan, tambahkan lama durasi anak berpuasa sampai dia bisa berpuasa penuh. 

Jangan memarahi atau mengucilkan anak yang merasa tidak kuat berpuasa. Cobalah untuk membangun suasana yang menyenangkan dan khas selama bulan puasa. Dengan begitu, anak-anak akan menikmatinya dan bergembira saat menyambut Ramadan mendatang. Biar Si Kecil tetap sehat dan kuat berpuasa, pastikan juga untuk tetap memperhatikan asupan makanannya. 

Saat sahur dan berpuasa, pastikan untuk menyiapkan menu makanan yang sehat, misalnya makanan yang banyak mengandung serat. Jangan sembarangan memilih makanan untuk anak, karena hal ini akan sangat memengaruhi kondisi pencernaannya. Selain itu, pastikan juga Si Kecil minum cukup air putih selama bulan puasa. 

Jika Si Kecil mengeluhkan gejala penyakit, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit. Terutama jika gejala yang muncul sangat parah. Biar lebih cepat, gunakan aplikasi Halodoc untuk mencari daftar rumah sakit yang bisa dikunjungi. Atur lokasi dan temukan rumah sakit terdekat. Ayo, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store atau Google Play! 

Referensi: 

Rahet Bally. Diakses pada 2022. A Guide to Teaching Children How to Fast in Ramadan.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diakses pada 2022. Mempersiapkan Anak Berpuasa.

The Ramadan Kareem. Diakses pada 2022. Ramadan For Kids – Short Presentation Explained Simply.