Grantusif

DAFTAR ISI
- Apa Itu Grantusif?
- Manfaat Grantusif
- Dosis Grantusif
- Apa Kata Riset?
- Cara Penggunaan Grantusif
- Perhatian Penggunaan Grantusif
- Efek Samping Grantusif
- Interaksi Grantusif
- Kontraindikasi Grantusif
Apa Itu Grantusif?
Grantusif adalah obat yang digunakan untuk meredakan batuk yang disertai gejala alergi, seperti hidung berair, bersin, tenggorokan gatal, dan mata berair.
Namun, obat ini tidak disarankan untuk penderita batuk rejan atau batuk kronis.
Grantusif mengandung tiga bahan aktif utama, yaitu guaifenesin, dextromethorphan hydrobromide, dan diphenhydramine hydrochloride.
Guaifenesin berperan dalam mengencerkan dahak agar lebih mudah dikeluarkan, sementara dextromethorphan hydrobromide bekerja sebagai penekan batuk dengan mengurangi sinyal batuk dari otak.
Selain itu, diphenhydramine hydrochloride berfungsi sebagai antihistamin yang membantu mengatasi reaksi alergi penyebab batuk.
Manfaat Grantusif
Grantusif adalah obat yang digunakan untuk meredakan batuk sekaligus mengatasi gejala alergi yang menyertainya.
Beberapa manfaat obat grantusif meliputi:
- Membantu meredakan batuk kering maupun berdahak.
- Mengencerkan dahak agar lebih mudah dikeluarkan.
- Mengurangi keinginan untuk batuk dengan menekan sinyal batuk dari otak.
- Meredakan gejala alergi seperti bersin, hidung meler, dan tenggorokan gatal.
- Mengurangi iritasi pada saluran pernapasan akibat alergi atau infeksi ringan.
Dosis Grantusif
Dosis Grantusif untuk mengatasi batuk yang disertai alergi disesuaikan dengan usia pengguna.
Berikut panduan umumnya:
- Dewasa dan anak di atas 12 tahun: Konsumsi 1–2 kaplet, sebanyak tiga kali dalam sehari.
- Anak usia 6–12 tahun: Dapat diberikan ½–1 kaplet, tiga kali sehari.
Dosis ini merupakan aturan umum, jadi sebaiknya gunakan sesuai anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan.
Fakta Unik
1. Grantusif bisa menyebabkan kantuk, sehingga tidak disarankan untuk dikonsumsi sebelum mengemudi
2. Obat ini tidak boleh dikombinasikan dengan antidepresan MAOI karena dapat meningkatkan risiko serotonin syndrome.
Apa Kata Riset?
Penelitian yang dirilis oleh jurnal Multidisciplinary Respiratory Medicine membahas tentang guaifenesin, kandungan dalam obat Grantusif, yang membantu mengencerkan dan mengeluarkan lendir dari saluran pernapasan, sehingga batuk menjadi lebih efektif.
Obat dengan kandungan ini sering digunakan untuk meredakan batuk berdahak akibat pilek.
Selain itu, guaifenesin juga ditemukan bermanfaat bagi penderita bronkitis kronis.
Guaifenesin terbukti aman untuk anak-anak maupun dewasa, dengan dosis yang bisa disesuaikan sesuai kebutuhan.
Selain dalam bentuk sirup, ada juga tablet yang bekerja lebih lama sehingga hanya perlu diminum dua kali sehari.
Cara Penggunaan Grantusif
Sebelum mengonsumsi Grantusif, pastikan kamu membaca aturan pakai yang tertera pada kemasan atau mengikuti petunjuk dokter.
Berikut cara penggunaan Grantusif yang tepat:
- Obat ini bisa diminum sebelum atau setelah makan, sesuai anjuran dokter.
- Cobalah untuk mengonsumsinya pada waktu yang sama setiap hari. Jika terlupa, segera minum begitu teringat. Namun, jika sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlewat tanpa menggandakan takaran.
- Jika setelah mengonsumsi Grantusif gejala tidak membaik atau justru semakin parah, segera konsultasikan ke dokter.
- Simpan obat ini di tempat yang kering dengan suhu ruangan, jauh dari sinar matahari langsung, dan di luar jangkauan anak-anak.
Selain itu, perlu diingat untuk tidak mengubah dosis tanpa persetujuan dokter.
Perhatian Penggunaan Grantusif
Meskipun dapat dibeli tanpa resep dokter, Grantusif tetap harus digunakan dengan hati-hati.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsinya:
- Hindari penggunaan Grantusif jika kamu memiliki alergi terhadap kandungan obat ini. Jika ragu, konsultasikan riwayat alergimu ke dokter terlebih dahulu.
- Jangan minum Grantusif tanpa rekomendasi dokter jika batukmu disertai dahak berlebihan atau berdarah.
- Jika kamu memiliki kondisi medis seperti asma, emfisema, PPOK, batuk akibat merokok, penyakit hati atau ginjal, glaukoma, hipertiroidisme, gangguan jantung, pembesaran prostat, atau riwayat kejang, diskusikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
- Beri tahu dokter jika kamu akan menjalani prosedur medis, termasuk operasi gigi, karena Grantusif bisa berinteraksi dengan obat lain yang digunakan saat tindakan medis.
- Setelah mengonsumsi Grantusif, hindari mengemudi atau melakukan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi, karena obat ini dapat menyebabkan kantuk, pusing, atau pandangan kabur.
- Jika kamu sedang hamil, menyusui, atau berencana untuk hamil, konsultasikan penggunaan Grantusif dengan dokter terlebih dahulu.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika kamu sedang mengonsumsi obat lain, termasuk suplemen atau produk herbal, agar terhindar dari kemungkinan interaksi obat yang berbahaya.
Segera cari bantuan medis jika mengalami reaksi alergi atau efek samping serius setelah mengonsumsi Grantusif.
Efek Samping Grantusif
Grantusif mengandung guaifenesin, dextromethorphan hydrobromide, dan diphenhydramine hydrochloride, sehingga ada beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsinya.
Efek samping yang umum meliputi:
- Rasa kantuk
- Pusing
- Mulut, hidung, atau tenggorokan terasa kering
- Mual atau muntah
- Nyeri perut
- Sembelit
- Pandangan menjadi buram
Jika efek samping tersebut tidak kunjung hilang atau justru semakin parah, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Selain itu, hentikan penggunaan dan cari pertolongan medis segera jika mengalami reaksi yang lebih serius, seperti:
- Kesulitan buang air kecil
- Detak jantung tidak teratur (aritmia)
- Perasaan gelisah berlebihan
- Kebingungan atau linglung
- Kejang
Interaksi Grantusif
Grantusif dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat lain, yang berpotensi meningkatkan risiko efek samping atau menurunkan efektivitas pengobatan.
Berikut beberapa interaksi yang perlu kamu waspadai:
- Risiko serotonin syndrome dapat meningkat jika Grantusif dikonsumsi bersama antidepresan seperti SSRI, trisiklik, atau MAOI.
- Efek samping Grantusif bisa lebih tinggi jika dikombinasikan dengan haloperidol atau amiodarone.
- Konsumsi bersama obat opioid atau antihistamin lain (misalnya cetirizine) dapat menyebabkan kantuk berlebihan, kesulitan berkonsentrasi, atau kebingungan.
- Efektivitas betahistine, yang digunakan untuk mengatasi vertigo, bisa berkurang saat dikonsumsi bersama Grantusif.
Untuk menghindari efek interaksi yang tidak diinginkan, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan Grantusif bersamaan dengan obat lain.
Kontraindikasi Grantusif
Grantusif tidak boleh digunakan sembarangan karena ada beberapa kondisi yang membuat obat ini tidak aman untuk dikonsumsi.
Berikut adalah kontraindikasi Grantusif yang perlu kamu perhatikan:
- Alergi terhadap kandungan Grantusif, seperti guaifenesin, dextromethorphan hydrobromide, atau diphenhydramine hydrochloride.
- Batuk berdahak berlebihan atau berdarah, karena obat ini tidak dirancang untuk kondisi tersebut.
- Penderita asma akut atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), karena bisa memperburuk gangguan pernapasan.
- Riwayat glaukoma, terutama jenis sudut tertutup, karena kandungan antihistamin dalam Grantusif dapat meningkatkan tekanan pada mata.
- Penyakit jantung atau gangguan irama jantung, karena dapat memperparah kondisi kardiovaskular.
- Penderita gangguan hati atau ginjal berat, karena metabolisme dan pembuangan obat ini bergantung pada fungsi organ tersebut.
- Pembesaran prostat atau kesulitan buang air kecil, karena obat ini bisa memperburuk kondisi tersebut.
- Sedang atau baru saja mengonsumsi obat MAOI dalam 14 hari terakhir, karena bisa memicu interaksi obat yang berbahaya.
Jika kamu memiliki salah satu kondisi di atas, sebaiknya hindari penggunaan Grantusif dan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan alternatif pengobatan yang lebih aman.
Nah, kamu juga bisa menghubungi dokter di Halodoc sebelum mengonsumsi obat Grantusif untuk memastikan keamanannya.
Mereka siap memberikan layanan konsultasi seputar penggunaan obat Grantusif yang menyesuaikan kondisi tubuhmu.
Tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!