DAFTAR ISI

• Mengapa Penderita Diabetes Perlu Memilih Makanan dengan Hati-hati?
• Pilihan Mie yang Lebih Sehat untuk Diabetes
• Mie Shirataki
• Mie Soba
• Mie Utuh Gandum
• Mie Sayur
• Tips Mengonsumsi Mie untuk Penderita Diabetes
• Perhatikan Porsi
• Pilih Topping yang Sehat
• Hindari Bumbu Instan Berlebihan
• Pantau Gula Darah
• Kesimpulan

---

Mie adalah makanan populer yang digemari banyak orang serta menjadi hidangan yang gurih dan nikmat.

Namun, bagi penderita diabetes, memilih jenis mie yang tepat penting untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.

Untungnya, ada beberapa pilihan mie yang lebih sehat dan aman dikonsumsi oleh penderita diabetes.

Mengapa Penderita Diabetes Perlu Memilih Makanan dengan Hati-hati?

Penderita diabetes perlu memperhatikan asupan makanan karena tubuh mereka kesulitan mengatur kadar gula darah.

Makanan dengan indeks glikemik (IG) tinggi dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang berbahaya.

Memilih makanan dengan IG rendah dan tinggi serat adalah kunci menjaga kadar gula darah tetap stabil.

Menurut Kementerian Kesehatan RI, pengaturan pola makan yang tepat adalah salah satu pilar utama dalam pengelolaan diabetes.

Pilihan Mie yang Lebih Sehat untuk Diabetes

Berikut adalah beberapa pilihan mie yang lebih sehat dan bisa dinikmati oleh penderita diabetes:

Mie Shirataki

Mie shirataki adalah pilihan yang sangat baik untuk penderita diabetes.

Mie ini terbuat dari glucomannan, serat larut yang berasal dari umbi konjak.

Kandungan kalori dan karbohidratnya sangat rendah, serta tinggi serat.

Serat membantu memperlambat penyerapan gula ke dalam darah, sehingga mencegah lonjakan gula darah secara drastis.

Mie Soba

Mie soba terbuat dari tepung gandum kuda (buckwheat) yang memiliki indeks glikemik lebih rendah dibandingkan tepung terigu biasa.

Mie soba mengandung serat dan protein yang cukup tinggi, sehingga dapat menjaga kadar gula darah tetap stabil.

Mie Utuh Gandum

Mie yang terbuat dari gandum utuh mengandung lebih banyak serat daripada mie putih biasa.

Serat membantu memperlambat penyerapan gula dan memberikan rasa kenyang lebih lama.

Pastikan untuk memilih produk yang benar-benar terbuat dari 100% gandum utuh.

Mie Sayur

Beberapa produsen menawarkan mie yang terbuat dari campuran sayuran, seperti bayam, wortel, atau labu.

Mie ini biasanya memiliki kandungan serat dan vitamin yang lebih tinggi dibandingkan mie biasa.

Namun, tetap perhatikan kandungan karbohidratnya.

Tips Mengonsumsi Mie untuk Penderita Diabetes

Selain memilih jenis mie yang tepat, perhatikan juga cara mengonsumsinya:

1. Perhatikan Porsi

Tetap batasi porsi mie yang akan kamu konsumsi.

Terlalu banyak karbohidrat, meskipun dari sumber yang sehat, tetap dapat memengaruhi kadar gula darah.

2. Pilih Topping yang Sehat

Hindari topping tinggi gula dan lemak, seperti saus keju berlebihan atau daging olahan.

Pilihlah topping yang sehat, seperti sayuran, protein tanpa lemak (ayam atau ikan), dan bumbu alami.

3. Hindari Bumbu Instan Berlebihan

Bumbu instan sering kali mengandung tinggi garam, gula, dan MSG.

Lebih baik gunakan bumbu alami seperti bawang putih, bawang merah, merica, dan rempah-rempah lainnya.

4. Pantau Gula Darah

Selalu pantau kadar gula darah kamu setelah makan mie untuk melihat bagaimana tubuh merespons.

Hal ini membantu kamu nt menyesuaikan porsi dan pilihan mie di masa depan.

Menurut American Diabetes Association, memantau kadar gula darah secara teratur adalah kunci untuk mengelola diabetes dengan efektif.

Kesimpulan

Penderita diabetes tetap dapat menikmati mie sebagai bagian dari diet yang seimbang.

Pilihlah mie dengan indeks glikemik rendah dan tinggi serat, seperti mie shirataki, mie soba, atau mie gandum utuh.

Perhatikan juga porsi, topping, dan bumbu yang digunakan.

Selalu pantau kadar gula darah dan konsultasikan dengan dokter spesialis gizi klinis yang ada di Halodoc, tersedia 24 jam, kapan saja dan di mana saja.

Referensi:

American Journal of Clinical Nutrition. Diakses pada 2025. Glycemic index and glycemic load for foods: a systematic review.

Nutrition Reviews. Diakses pada 2025. Health implications of dietary fiber