Jangan Asal Konsumsi, Obat Juga Bisa Sebabkan Payudara Pria Membesar

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   27 Februari 2019
Jangan Asal Konsumsi, Obat Juga Bisa Sebabkan Payudara Pria MembesarJangan Asal Konsumsi, Obat Juga Bisa Sebabkan Payudara Pria Membesar

Halodoc, Jakarta – Konsumsi obat tidak boleh sembarangan karena bisa menimbulkan efek samping, salah satunya pembesaran payudara pada pria (ginekomastia). Kondisi ini tak jarang memengaruhi kepercayaan diri seorang pria karena umumnya, payudara membesar terjadi pada perempuan. Bila kamu sedang mengonsumsi obat dan timbul efek samping berupa pembesaran payudara, jangan ragu bicara pada dokter Halodoc.

Baca Juga: Inilah Penyebab Ginekomastia Alias Payudara Membesar pada Pria

Ginekomastia bisa terjadi pada satu atau kedua payudara. Payudara pengidap biasanya terasa kenyang atau kencang dan lebih sensitif terhadap sentuhan. Beberapa obat yang berpotensi sebabkan ginekomastia adalah antidepresan, antibiotik, anti-androgen, obat penenang, obat penyakit jantung, obat maag, obat mual, obat infeksi jamur, suplemen penambah massa otot, dan obat yang dikonsumsi saat menjalani kemoterapi.

Penyebab Ginekomastia Selain Efek Samping Obat-Obatan

Pembesaran payudara, baik pada pria maupun wanita, dipengaruhi jumlah hormon estrogen dan testosteron dalam tubuh. Kedua hormon ini memiliki fungsi yang berbeda. Hormon estrogen mengatur karakter wanita seperti pertumbuhan payudara, sementara testosteron mengatur karakter pria seperti pertumbuhan otot dan rambut. Bila kadar hormon estrogen pria berlebih, ia berisiko mengidap ginekomastia.

Selain efek samping obat, ginekomastia bisa terjadi pada waktu-waktu tertentu, seperti:

  • Pasca kelahiran. Sebagian besar bayi laki-laki terlahir dengan payudara membesar karena masih dipengaruhi hormon estrogen dari ibunya. Namun, kondisi ini kembali normal dalam 2-3 minggu setelah kelahiran.

  • Masa pubertas. Kadar hormon cenderung berubah selama masa pubertas, sehingga pria berpotensi mengalami pembesaran payudara. Ginekomastia pada masa pubertas tidak berlangsung lama, hanya berlangsung 6 bulan hingga 2 tahun setelah masa pubertas.

  • Masalah kesehatan yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Misalnya hipertiroidisme, obesitas, sirosis, hipogonadisme, tumor, gagal ginjal, dan kekurangan nutrisi (malnutrisi).

Baca Juga: Ketahui 8 Penyebab Nyeri Payudara Selain Kanker

Ginekomastia Bisa Sembuh Tanpa Diobati

Ginekomastia bukan kondisi medis yang perlu dikhawatirkan dan bisa sembuh dengan sendirinya, kecuali jika disebabkan karena penyakit. Bila ginekomastia terjadi karena efek samping obat, hentikan konsumsi obat dan ganti dengan pengobatan lain.

Remaja pengidap ginekomastia dievaluasi dokter tiap 3-6 bulan. Tujuannya untuk melihat apakah payudara semakin membesar atau kembali normal. Kemungkinan pengidap ginekomastia dirujuk ke dokter spesialis endokrin. Pada kasus yang parah, dilakukan bedah untuk menyedot lemak pada payudara atau mastektomi untuk membuang jaringan kelenjar payudara.

Ginekomastia Bisa Dicegah

Caranya dengan tidak sembarangan konsumsi obat dan bicarakan efek samping yang timbul setelahnya pada dokter. Tanyakan pada dokter terlebih dahulu tentang jenis obat yang dikonsumsi dan efek samping yang dapat terjadi. Hindari konsumsi alkohol, suplemen penambah massa otot (steroid), obat-obatan terlarang (seperti heroin dan ganja) karena termasuk pemicu ginekomastia.

Baca Juga: Perlukah Tindakan Medis untuk Payudara Besar pada Pria?

Itulah fakta ginekomastia yang perlu diketahui. Jika ada pertanyaan lain seputar ginekomastia, kamu bisa bertanya pada dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk bicara pada dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan